News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Beras hingga Tahun Depan Masih Dibayangi Kenaikan, Bulog Ungkap Penyebabnya

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang beras melayani pembeli di kiosnya, di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/1/2023).= (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren kenaikan harga beras di sepanjang tahun ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga 2024.

Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya mengungkapkan, hal tersebut disebabkan produksi beras yang menurun imbas sejumlah faktor.

Utamanya faktor cuaca yang berdampak erat pada volume produksi beras di dalam negeri, serta telah berakhirnya musim panen raya.

"Memang saat ini kondisinya yang ditambah lagi memasuki musim paceklik memang tidak ada panen raya musim akhir tahun ini sampai dengan kira-kira akhir Marer (2024)" papar Tomi di Kantor Pusat Perum Bulog Jakarta, Jumat (15/12/2023).

"Jadi memang fenomenanya dari tahun ke tahun memang ada mengalami kenaikan harga. Ditambah lagi ada bencana El Nino yang melanda seluruh dunia," sambungnya.

Sejumlah upaya terus dilakukan Pemerintah bersama Perum Bulog, untuk dapat melakukan stabilisasi harga di tingkat konsumen.

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Bulog melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di dalam negeri.

Baca juga: Bapanas Soroti Petani di Hulu Senang Harga Gabah Naik, di Hilir Menderita Harga Beras Melonjak

Yaitu, melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).

"Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras SPHP di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyoroti tren peningkatan harga komoditas bahan pokok di tingkat nasional.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, komoditas yang dimaksud salah satunya adalah beras.

"Beberapa perkembangan komdoitas yang memperngaruhi perubahan indeks perkembangan harga (IPH) sampai minggu kedua Oktober 2023 adalah pertama gula pasir, beras, cabai rawit," ucap Amalia di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (16/10/2023).

Untuk beras, Amalia mengungkapkan bahwa tren peningkatan telah terjadi sejak lama.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini