News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BUMN Sektor Pertanian Kembali Raih Proper Emas dari Wapres Maruf Amin

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirut PG Dwi Satriyo Annurogo (tujuh dari kiri), DOP PG Digna Jatiningsih (enam dari kiri), DKU PG Robby Setiabudi Madjid (tujuh dari kanan) di acara penerimaan Proper Emas dari Wapres M Ma'ruf Amin di Jakarta.

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelolaan lingkungan yang proper saat ini menjadi isu penting di sektor industri.

Proper mendorong setiap aktivitas bisnis tidak sekadar pemenuhan ketaatan terhadap peraturan lingkungan hidup, tapi juga menjadi platform bagi praktik bisnis berkelanjutan dengan menerapkan prinsip ekonomi hijau.

Itu sebabnya, untuk mengakselerasi adops tata kelola lingkungan yang proper, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menyelenggaraan penghargaan Proper Emas.

Baca juga: Genjot Industri di Sumatera, Subholding Gas Pertamina Pasok Gas Bumi ke Pupuk Iskandar Muda

Proper sendiri merupakan singkatan dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan. Kriteria penilaian Perper sendiri setiap tahun kian kompleks mengikuti kebutuhan dan tuntutan zaman.

Untuk tahun ini, penyerahan penghargaan Proper Emas ke sektor usaha dilakukan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Dari sejumlah perusahaan penerimanya satu diantaranya adalah BUMN di sektor pertanian dan agro industri, Petrokimia Gresik.

Ini merupakan penghargaan Proper Emas yang ketiga kalinya diterima BUMN anggota holding Pupuk Indonesia ini secara berturut-turut sejak 2021.

"Proper Emas ini memang yang tertinggi, tapi upaya pengelolaan lingkungan bukan berarti berhenti di titik ini," ungkap Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dikutip Sabtu, 23 Desember 2023.

Dia menegaskan, komitmen ini harus terus ditingkatkan, karena semakin baik pengelolaan lingkungan hidup sebuah perusahaan, maka semakin banyak dampak positif yang bisa diberikan maupun didapatkan.

Untuk itu, setiap tahunnya BUMN ini berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan.

"Pencapaian Proper Emas ini menjadi bukti jika pengembangan perusahaan selaras dengan kelestarian lingkungan sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat," kata dia.

Program yang dijalankan Petrokimia Gresik yang juga mendukung upaya perusahaan meraih Proper Emas dari KLHK adalah program Community Development (Comdev) Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi (Literasi) dipusatkan di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Baca juga: Dukung Pasokan Pupuk Bersubsidi, Petrokimia Gresik Operasikan Warehouse & Bagging Command Center

Program yang bertransformasi menjadi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) ini terbukti tidak hanya membawa kesejahteraan anggota dan berdampak positif bagi pelestarian lingkungan, tapi juga mampu memberikan manfaat dan menginspirasi stakeholder pertanian maupun peternakan.

Dwi Satriyo mengatakan, melalui program ini perusahaannya melakukan pendampingan peternak sapi di Sumbersari ini sejak tahun 2018.

"Program ini sejak awal difokuskan pada peningkatan kapasitas pengelolaan ternak, penciptaan produk olahan limbah ternak, pengembangan usaha kelompok, serta penguatan manajemen kelompok. Kini terus berkembang menjadi pusat pembelajaran," jelasnya.

Sementara, sejumlah program untuk mewujudkan industri hijau antara lain efisiensi energi dengan sejumlah inovasi di pabrik dan pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan yang dipersyaratkan Pemerintah. Kemudian penghematan konsumsi air seperti pemanfaatan Neutralized Water Effluent Treatment I untuk Pabrik AlF3, Purified Gypsum I dan II.

"Dalam menjalankan proses bisnis, kami selalu berupaya untuk mengurangi dampak ke lingkungan, melalui program-program eco inovasi berdasarkan siklus LCA (Life-Cycle Assessment) dengan scope cradle to grave yaitu Pemasangan Cone Strainer untuk efisiensi energi, Perubahan Sistem Drift Eliminator untuk penghematan air dan Program Recovery Emisi Ammonia untuk penurunan beban emisi," ungkapnya.

Program eco inovasi tersebut dapat mengurangi dampak water footprint, eutrofikasi, hujan asam dan cumulative energy demand.

"Melalui penerapan prinsip sirkular ekonomi, aktifitas inovasi tersebut menghasilkan penghematan hingga Rp314,6 miliar," beber Dwi Satriyo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini