News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nilai Tukar Rupiah

Sore Ini Pergerakan Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp 15.430 per Dolar AS

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah ditutup menguat 54 poin ke level Rp 15.430 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (27/12/2023) sore.

Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaib menyampaikan, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif.

"Tapi ditutup menguat di kisaran Rp 15.400 hingga Rp 15.470 per dolar AS,” ucap Ibrahim di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Ibrahim berujar, pasar optimis, perekonomi Indonesia akan tumbuh lebih kuat pada 2024, sebesar 5,2 persen, dibandingkan dengan tahun ini yang diproyeksikan tumbuh 5 persen.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Apa Saja Faktornya?

"Sedangkan membaiknya pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan kepercayaan konsumen yang tinggi dan dorongan dari pengeluaran terkait Pemilu," kata Ibrahim

Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN), juga pemulihan permintaan eksternal secara bertahap, diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

"Seyogyanya, sinergi kebijakan yang kuat di antara para pembuat kebijakan tetap harus dijaga untuk menjaga stabilitas dan mendukung kegiatan ekonomi," tambahnya.

Kemudian, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan ekonomi dengan meningkatkan suku bunga kebijakan, mengelola volatilitas nilai tukar, dan meningkatkan pendalaman pasar keuangan, terutama guna menjaga ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

BI juga melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan memperkuat Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan menurunkan persyaratan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha.

Di sisi lain, pemerintah mencatat penerimaan yang lebih baik, sejalan dengan belanja yang ditingkatkan. Pemerintah juga menjaga defisit fiskal pada tingkat yang rendah.

Serta penerapan awal paket reformasi perpajakan yang komprehensif berdasarkan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) berkontribusi pada konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari yang diperkirakan dalam 2 tahun terakhir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini