Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) belum seluruhnya bisa mengakses fasilitas Pendidikan yang memadai sehingga tidak mendapatkan kesempatan pemerataan Pendidikan.
Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) menjadi lembaga pendidikan non formal alternatif untuk memenuhi akses pendidikan melalui program-program pendidikan kesetaraan, Keaksaraan dan juga Pendidikan Anak Usia Dini.
PKBM Ziona Gunungsitoli, merupakan satu dari sekian banyak Lembaga Pendidikan Non Formal yang ada di Kepulauan Nias mengingat di daerah ini masih banyak masyarakat yang putus sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA.
Baca juga: Hari Pendidikan Internasional, 24 Januari 2024: Tema dan Sejarah
Ketua PKBM Ziona Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Rido Favorit Waruwu mengatakan dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan tentunya terdapat beberapa peluang tantangan.
"Dukungan masyarakat, kepercayaan masyarakat dan banyaknya masyarakat yang membutuhkan pendidikan kesetaraan menjadi semangat kami untuk mengajar dan belajar bersama," ujarnya.
PKBM Ziona Gunungsitoli menjadi salah satu PKBM paling aktif di kepulauan Nias. Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi, salah satunya keterbatasan sarana ruang belajar sedangkan jumlah peserta didik mencapai 250 orang (pendidikan kesetaraan dan peserta kursus) sehingga dengan terpaksa dirancang dengan sistem belajar shift/sesi,” ujar Rido.
Membantu mengatasi tantangan tersebut, PT Askrindo, anggota holding BUMN asuransi, menyediakan fasilitas 10 unit komputer untuk membantu pembelajaran siswa di PKBM tersebut.
Direktur Utama PT Askrindo Fankar Umran mengatakan sarana komputer di PKBM bermanfaat untuk mengenalkan peserta didik terhadap teknologi dan kesiapan bekerja di perusahaan.
Selain itu juga berguna untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dan menjelajah melalui dunia internet. Menurutnya, hal ini sejalan dengan program TJSL PT Askrindo dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) No. 4 Pendidikan Berkualitas.
"Dengan adanya fasilitas komputer semakin dirasa penting oleh pengajar PKBM dan murid, dan juga komputer tersebut dapat dimanfaatkan oleh banyak orang yang berada di wilayah PKBM tersebut guna mendapat ilmu tambahan," ujar Fankar.
Melalui program komputerisasi PKBM ini, pihaknya berupaya membantu masyarakat mendapatkan yang baik dan juga setara dengan Pendidikan di kota besar.
Sebagai informasi, sejak 2019 Askrindo telah menyalurkan sebanyak 305 unit komputer di 25 PKBM yang tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kepulauan Nias, Sumatera Utara, melalui program Peduli Pendidikan.