Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan kinerja positif seiring berjalannya program transformasi selama tiga tahun terakhir.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, hasil positif ini diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasiona serta kualitas aset.
"Sepanjang periode 2020 sampai 2023 BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9 persen per tahun," saat Konferensi Pers secara Virtual, Jumat (26/1/2024).
Baca juga: KUR BNI 2024: Limit Pinjaman hingga Rp 500 Juta, Bisa Dicicil Selama 5 Tahun
Royke mengatakan, pertumbuhan kredit utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah.
Segmen ini menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) untuk risiko kredit yang turun dari 82 persen di tahun 2019 menjadi 73 persen di tahun 2023.
"Transformasi tiga tahun terakhir telah menjadi turning point yang memperkuat fondasi bisnis BNI. Kami melihat program transformasi ini lebih dari sekadar inisiatif," ucap dia.
"Ini adalah sebuah langkah besar yang menandai dedikasi dan komitmen kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap perubahan di tingkat nasional dan global," sambungnya.
Selain itu, Royke mengatakan, BNI mencatat rasio Return on Equity (ROE) sebesar 15,2 persen pada 2023 atau meningkat sebesar 120 basis poin dari posisi 14 persen di tahun 2019.
"Pencapaian ini diperoleh di tengah nilai modal atau ekuitas yang terus meningkat, sehingga menggambarkan naiknya tingkat profitabilitas perusahaan," ucap dia.
Lebih lanjut Royke mengungkapkan, BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20 persen pada tahun 2028.
Dia bilang, peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
"Profitabilitas perusahaan juga akan didorong oleh peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak," tuturnya.
Sementara itu, Royke mengatakan nantinya peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi menjadi enablers yang penting.
Pasalnya, transformasi yang telah berjalan tiga tahun juga memberikan pondasi untuk peningkatan kapabilitas SDM dan IT tersebut.
"Agenda kami ke depan adalah memperluas digitalisasi pada proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, transformasi cabang, hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak, yang memungkinkan BNI memiliki proposisi nilai (value proposition) dan customer engagement yang unggul," jelas Royke.