INCO menyangkal adanya ultimatum dari pemerintah terkait proses divestasi. Namun, Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral menyampaikan tentang pentingnya bagi INCO untuk segera menyelesaikan proses divestasi sebagai salah satu prasyarat untuk mendapatkan perpanjangan kontrak karya berupa izin usaha pertambangan khusus (IUPK) dan memberikan kepastian bagi investasi yang akan dijalankan INCO.
Bersamaan, saham INCO terpantau melemah seiring dengan belum adanya kabar kepastian divestasi.
Tercatat, saham produsen emiten nikel matte ini telah melemah 25,25% dalam kurun waktu tiga bulan ke belakang. Pada Kamis (18/1), saham INCO menguat tipis 0,73% ke level Rp 4.130.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, penguatan yang terjadi pada INCO masih disertai dengan munculnya volume pembelian.
Mencermati dari indikator lain, MACD masih melandai di area negatif, namun stochastic mulai menunjukkan tanda golden cross dan menguat ke arah area netral.
Herditya merekomendasikan speculative buy saham INCO dengan level support Rp 4.090 dan resistance di level Rp 4.210.
Sementara Analis Phillip Sekuritas Joshua Marcius menilai, saham INCO sedang bergerak dalam bearish continuation dengan menembus pola rising wedge. Sehingga, INCO berpotensi untuk bergerak melemah ke area support Rp 4.010 selama bergerak di bawah area resistance Rp 4.330.
“Rekomendasi yang dapat dipertimbangkan adalah wait and see,” kata Joshua, Kamis (18/1). (Kontan/Ahmad Suryahadi/Filemon Agung)