-Indeks Saham dan Rupiah Tetap Resiliens
-Maruf Amin Gantikan Peran Jokowi Saat Cuti
JAKARTA - Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam memandang keberpihakan Presiden Joko Widodo terhadap pasangan calon Presiden-Wakil Presiden bukanlah suatu persoalan.
Menurutnya, kepala negara yang memihak kepada salah satu paslon juga dilakukan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ketika itu.
“Di luar negeri biasa presiden berkampanye untuk salah satu paslon,” kata Piter kepada Tribun Network, Senin (29/1/2024).
Baca juga: Polemik Soal Presiden Boleh Kampanye, Pengamat: Jokowi Kesulitan Memisahkan Ranah Privat dan Publik
Gaya Presiden Jokowi mendukung paslon bahakan sudah dilakukan lebih dulu Barack Obama dalam dua kali konstestasi pilpres.
Kala itu, Obama menyatakan kampanye untuk Hillary Clinton menuju Gedung Putih pada pilpres 2016.
Meskipun kalah dari Donald Trump, Obama kembali mendukung calon Presiden Joe Biden yang kembali melawan Trump di Pilpres 2020.
Hasilnya kali ini Biden menang berkat dukungan Obama.
“Jadi nggak ada masalah bagi investor asing rencana jokowi cuti dan ikut kampanye utk paslon nomor 2 tidak akan ditanggapi negatif oleh investor asing,” ucap Piter.
Piter menegaskan bahwa Jokowi sebagai warga negara Indonesia juga memiliki hak politiknya.
Dia menyebut bahwa langkah Jokowi tersebut pun tidak akan mempengaruhi indeks saham dan rupiah.
Sebaliknya, arah politik Jokowi sebagai pemimpin negara yang tidak netral justru membuat saham dan rupiah kian resiliens.
Baca juga: Raja Dangdut Deklarasi Dukung AMIN, Cak Imin Senang, Anies Sindir soal Kampanye Bansos
“Tidak akan menyebabkan saham atau rupiah anjlok (dengan Presiden memihak) malahan hal tersebut bagus karena menegaskan presiden ada di posisi mana,” urai Piter.