Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia melakukan pembelian Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) di Bursa Karbon di IDX (Bursa Efek Indonesia).
Hal tersebut menjadi pembelian perdana sertifikat pengurangan emisi yang dilaksanakan Garuda Indonesia. Pembelian sertifikat penurunan emisi tersebut merupakan bagian dari rangkaian program “Carbon Neutral Flight” di Garuda Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyampaikan, nantinya pelaksanaan Program Carbon Neutral Flight ini tidak hanya akan dilaksanakan melalui pembelian sertifikat penurunan emisi (SPE) yang tersedia di Bursa Karbon nasional.
Baca juga: Soal Pembangunan Energi Rendah Karbon, Gibran: Jangan Sampai Alih Fungsi Lahan Rugikan UMKM Lokal
Melainkan juga sertifikat penurunan emisi berskala global sesuai standar ICAO CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation).
Irfan mengatakan bahwa program ini merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-75 Garuda Indonesia serta menjadi wujud implementasi komitmen Perusahaan untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060 yang telah diterapkan oleh Pemerintah.
"Komitmen ini yang kedepannya akan terus kami perkuat melalui kebijakan korporasi yang mengedepankan fokus sustainabilibity dalam seluruh aspek operasional perusahaan," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Langkah ini, kata Irfan, merupakan bentuk aktif partisipasi Garuda Indonesia sebagai national flag carrier untuk berkontribusi menjadi garda terdepan dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon yang salah satunya dilaksanakan melalui penerbangan netral karbon.
"Melalui program Carbon Neutral Flight tersebut, Garuda Indonesia menerapkan perhitungan offset atas carbon footprint yang dihasilkan oleh penerbangan joy flight,” jelas Irfan.
Irfan melanjutkan bahwa sebagai upaya untuk mendukung dekarbonisasi, Garuda Indonesia telah melaksanakan berbagai inisiatif berkelanjutan diantaranya berkolaborasi bersama Pertamina melalui pelaksanaan penerbangan komersial pertama di Indonesia yang menggunakan bahan bakar bioavtur.
“Keterlibatan aktif Garuda Indonesia dalam penurunan emisi karbon ini turut menjadi bagian dari road map rencana strategis Garuda Indonesia," terangnya.
Baca juga: OJK: Nilai Perdagangan Bursa Karbon Rp 30,91 Miliar Per Akhir 2023
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengungkapkan suatu kebanggaan bagi Pertamina Patra Niaga dapat mendukung terlaksananya "Carbon Neutral Flight”.
“Pertamina Patra Niaga tidak hanya menjual avtur kepada mitra kami, dalam hal ini konsumen penerbangan, namun juga memiliki konsep B2B Pertamina One Solution, kami menawarkan solusi untuk kebutuhan dekarbonisasi emisi dari bisnis konsumen," ucap Riva.
Hal tersebut, kata Riva, sejalan dengan tujuan decarbonization journey partner, sebagai upaya mendukung terwujudnya Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060.