News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunakan CNG untuk Mesin Penggilingan, Pabrik Semen Tekan Emisi Karbon Pembakaran Jadi 56,1 Kg CO2

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melakukan pengecekan pada pipa pembakaran bahan bakar CNG di area finish mill Pabrik Rembang, Jawa Tengah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Semen Gresik Pabrik Rembang telah menkonversi 100 persen penggunaan bahan bakar minyak ke Compressed Natural Gas (CNG) yang lebih ramah lingkungan, untuk mengoperasikan finish mill (penggilingan semen) pada tahap akhir proses produksi semen.

CNG dinilai lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya, karena mengandung lebih sedikit karbon dan menghasilkan sedikit emisi polutan.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, penggunaan CNG yang ramah lingkungan oleh anak usaha perseroan yakni Semen Gresik di Pabrik Rembang merupakan wujud nyata kontribusi perusahaan dalam menurunkan emisi karbon.

Baca juga: Subholding Gas Pertamina Pelopori Pemanfaatan 36.500 MMBTU Bio-CNG Pelanggan Ritel di Indonesia

Dengan mengonversi BBM ke CNG, kata Vita, emisi karbon CO2 dari hasil pembakaran bisa ditekan dari 74,1 kg CO2/GJ menjadi 56,1 kg CO2/GJ.

"Selain lebih ramah lingkungan, CNG juga memiliki kelebihan lain seperti lebih ekonomis dan membuat proses pemeliharaan alat menjadi lebih mudah," kata Vita dalam keterangannya, Sabtu (9/2/2024).

Ia menyebut, selain harga perolehan CNG lebih murah dibandingkan solar, efisiensi pembakaran gas juga lebih baik sehingga membantu menurunkan konsumsi bahan bakar dan emisi CO2.

Lebih lanjut Vita menyampaikan, penggunaan sumber energi alternatif berupa panel surya dan biomassa di PT Semen Gresik Pabrik Rembang juga terus menunjukkan peningkatan.

Saat ini ada sebanyak 30 panel surya yang telah terpasang dengan kapasitas 14,55 kWp.

"Sedangkan penggunaan biomassa dari sekam padi, tongkol jagung (bonggol), plastik kemasan, dan limbah kulit untuk substitusi energi panas atau thermal substitution rate (TSR) berhasil mencapai 1,5% pada 2023," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini