Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Konflik di Timur Tengah yang tak kunjung mereda kembali mengerek naik harga minyak dunia di pasar global, hingga harganya melonjak tajam melanjutkan kenaikan enam hari beruntun pada perdagangan sebelumnya.
Melansir dari Channel News Asia, harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,14 persen di kisaran harga 77,03 dolar AS per barel. Diikuti kenaikan harga minyak mentah Brent yang ikut naik 0,02 persen hingga melesat di posisi 82,02 dolar AS per barel pada perdagangan Selasa (13/2/2024).
Kenaikan ini terjadi imbas konflik di Timur Tengah yang menegang pasca Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukannya untuk menyerbu kota Rafah yang menjadi tempat berlindung jutaan pengungsi Palestina.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Roket Houthi Hajar Kapal Tanker Trafigura di Laut Merah
Netanyahu berdalih serangan itu dilakukan untuk menghancurkan kelompok militan Palestina Hamas, namun ancaman agresi yang dilakukan Israel memicu kekhawatiran internasional lantaran serangan tersebut dapat memicu lonjakan korban jiwa yang saat ini telah tembus mencapai 27.000 orang.
Tak hanya itu komentar Netanyahu juga dapat memancing Houthi, milisi Pro -Palestina untuk semakin meningkatkan serangan terhadap kapal minyak yang berlayar di Laut Merah.
Apabila hal tersebut terjadi maka akan menciptakan ketidakpastian yang dapat mengganggu pasokan minyak, di tengah meningkatnya tren permintaan bahan bakar yang kuat.
Terlebih pada pekan lalu Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok bensin AS telah turun 2,6 juta barel, berbanding terbalik dari perkiraan analis yang memperkirakan peningkatan sebesar 140.000 barel.
“Harga minyak telah naik akibat konflik di Timur Tengah, kenaikan minyak mentah kemungkinan akan bergerak 10 dolar AS per bare; apabila Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman terus melakukan serangan di Laut Merah” kata John Evans dari pialang minyak PVM.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Roket Houthi Hajar Kapal Tanker Trafigura di Laut Merah
Belum diketahui sampai kapan kenaikan harga minyak akan terjadi, namun menurut proyeksi para analis apabila kenaikan harga minyak terus terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka hal tersebut dapat memicu pengetatan suku bunga The Fed ke level tertinggi untuk menekan inflasi.