Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komoditas beras premium mulai mengalami kelangkaan, bahkan di beberapa gerai ritel modern seperti Alfamidi dan Superindo di Jakarta Selatan sudah tidak menjual beras.
Pengamatan Tribunnews di gerai ritel modern Alfamidi Jalan Raya Lenteng Agung Jakarta Selatan, beras premium yang biasa dijual di rak-rak besi Alfamidi sudah kosong. Tidak ada satupun jenis beras yang tersedia.
Hanya tersisa label harga beras sebesar Rp 69.500 dan tulisan dari papan informasi "Pembelian beras dan gula maksimal 2 pcs per konsumen".
Baca juga: Bulog Kebut Pengadaan 200 Ribu Ton Beras dari Thailand dan 1 Juta dari China
Seorang pramuniaga Alfamidi mengatakan, beras premium sudah hampir empat hari tidak ada. Bahkan, sekalipun stok beras datang jumlahnya pun hanya dua karung atau tak lebih dari 6 pcs beras 5 kilogram (Kg).
"Beras lagi kosong sudah tiga hari lebih belum ada lagi. Enggak nentu paling nanti lagi pas datang barang biasanya. Cuman kalau ada juga langsung habis datangnya dikit, paling dua karung langsung habis," kata Pramuniaga Alfamidi saat ditemui Tribunnews, Selasa (13/2/2024).
Pasokan stok beras untuk gerai Alfamidi pun tak menentu kapan lagi akan datang. Tergantung dengan kiriman dari supplier pengiriman barang-barang lain untuk Alfamidi sendiri.
"Tergantung kiriman dari sono, biasanya datang cuman belum tau deh. Masyarakat pada nanyain juga," ujarnya.
"Harganya masih sama Rp 69.500 per 5 kilogram yang premium," imbuhnya menegaskan.
Sedangkan gerai ritel Superindo Pejaten, beras premium juga tidak ada dalam rak besi yang disediakan untuk stok-stok beras. Bahkan, rak-rak tersebut digantikan oleh stok mie instan dan paket makanan untuk lebaran Idul Fitri 2024.
Beras yang dijual Superindo Pejaten hanya merek Thai Farmer atau beras Thailand yang harganya Rp 150.990 per 5 kg. Kemudian ada beras merah Superindo Rp 74.490 per 2 kg, beras Hitam organik Rp 46.290 per 800 gram, beras Japonica Rp 63.990 per 2 kg dan beras dewa tunggal abadi Rp 85.490 per 2 kg.
Seorang pramuniaga Superindo mengatakan bahwa beras premium dan jenis lainnya sudah tidak ada sejak 3 hari yang lalu. Bahkan, dia mengaku bahwa pasokan beras sudah tidak ada di seluruh gerai Superindo.
"Terakhir 2-3 hari yang lalu, itu merek Topi Koki, Anak Raja sudah mulai hilang. Sekarang sudah enggak ada makanya diganti pakai mie," ungkapnya.
Bapanas Siapkan 200 Ribu Ton Beras
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap, sebanyak 200 ribu ton beras komersial telah dipersiapkan imbas dari kelangkaan beras yang kini sedang terjadi di ritel modern.
Dari 200 ribu ton tersebut, 50 ribu ton akan digelontorkan untuk di Jakarta sesuai dengan permintaan Gubernur DKI Jakarta dan BUMD punya Ibu Kota, yakni Food Station.
"(Beras) yang komersial sudah disiapkan 200.000 ton. Khusus untuk Jakarta, permintaan dari Pak Gubernur DKI Jakarta dan Dirut Food Station, diberikan 50.000 ton ya," kata Arief di Pasar Induk Beras Cipingan, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).
"Itu nanti silakan Pak Dirut bersama teman-teman ini menyiapkan yang beras komersial untuk dikirimkan seluruh modern market yang ada di Jabodetabek ya," lanjutnya.
Arief mengatakan, Bulog akan diminta untuk segera mempersiapkan beras impor mana lagi yang bisa dibawa dari hasil bongkar muat di pelabuhan menuju gudang.
Baca juga: Bapanas Tolak Sesuaikan HET Beras Pengusaha Ritel, Malah Diminta Turunkan Keuntungan
"Pak Yamto sebagai direksi Bulog udah siapkan dari port mana langsung ke sini. Jadi nanti kalau mau lihat di gudang, di sini banyak banget berasnya Bulog untuk melakukan intervensi," kata Arief.
Arief berujar, pemerintah juga akan mempercepat penyediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 5 kg yang akan dikirim ke ritel modern dan pasar tradisional.
Hal itu sesuai arahan Presiden Jokowi kepada Arief. Pagi tadi, ia bersama Menko Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, dan Menteri BUMN melaksanakan rapat dengan Presiden di Istana Kepresidenan.
Baca juga: Kepala Bapanas Buka-bukaan Alasan Pembelian Beras 5 Kg di Toko Ritel Dibatasi
"Pak Presiden memerintahkan pagi ini semuanya tolong dikonversi ke 5 kg, kirim ke modern market, kirim ke pasar tradisional," ujar Arief.
"Nanti Bulog akan berkoordinasi dengan penggiling padi, cetak secepatnya, kirim ke modern market, kirim ke pasar tradisional. itu yang 5 kg untuk SPHP," sambungnya.