News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Beras Melonjak

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Turun Rp 2.000 per Kg, Pedagang Berharap Petani Tak Rugi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) antre menerima pembagian beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di Kantor Pos Besar Bandung, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/2/2024). Program bantuan sosial yang digulirkan oleh Pemerintah Pusat melalui Badan Pangan Nasional (BAPANAS) ini akan bergulir hingga Juni 2024, dibagikan dalam bentuk beras 10 kilogram untuk setiap KPM. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepekan jelang bulan Ramadan, stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, aman untuk kebutuhan masyarakat.

Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta Nelis Soekidi mengatakan, per hari ini stok beras di Cipinang sebanyak 32.000 ton dan harga beras sudah turun hingga Rp 2.000 per kilogram (kg) dalam dua minggu terakhir.

"Hari ini turun Rp 200," kata Nelis kepada wartawan, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Teknologi Pertanian RI Cukup Mapan, Harga Beras Seharusnya Tidak Melonjak

Menurutnya, harga beras medium di Pasar Induk sebesar Rp 12.300 per kg, beras premium Rp 14.000 per kg seiring terjadinya panen raya di beberapa wilayah.

"Saya harap masyarakat jangan khawatir lagi," ucap Nelis.

Meski beras mengalami penurunan, Ia berharap harga gabah basah tidak anjlok ketika panen raya tiba agar petani tidak mengalami kerugian.

"Petani jangan sampai rugi," katanya.

Saat ini, harga gabah basah di Jawa dibanderol Rp 6.500.

Baca juga: Pemerintah RI Ogah Ikut Langkah Singapura Bikin Harga Beras Sangat Murah, Ini Alasannya

Heru Satriyanto, pedagang sekaligus petani asal Sragen, mengatakan petani untung apabila gabah Rp 6.800.

"Untungnya juga tidak banyak," ujarnya.

Ia mengatakan ongkos produksi menanam padi tahun ini melambung.

"Pupuk mahal, bayar buruh tani mahal. Makanya petani harus untung," ujar Heru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini