Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat sebanyak kurang lebih 600 juta orang di dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung, bergantung hidup pada laut sebagai sumber kehidupan.
Namun, di sisi lain, perubahan iklim dan krisis ekosistem tengah menjadi persoalan besar dan memberikan risiko bagi manusia.
Melihat kondisi tersebut, Aruna Indonesia mengambil langkah tegas untuk mengimplementasikan SEA for All Commitment 2030 ke dalam operasional bisnisnya, mulai dari hulu hingga hilir.
Baca juga: Tutup KTT AIS Forum, Jokowi: Negara Kepulauan Miliki Hak yang Sama untuk Maju
"Industri perikanan perlu mengambil tindakan strategis untuk menyelamatkan bumi, manusia, dan laut,” kata Co-Founder dan Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna, Utari Octavianty dalam keterangannya, Rabu (5/3/2024).
Ia menyebut, SEA for All Commitment 2030 nantinya akan berdampak signifikan pada seluruh rantai nilai makanan laut dalam skala global.
“Melalui SEA for All Commitment 2030 ini, kami bertujuan untuk memberikan hal baik bagi industri perikanan dan kelautan secara global. Tentunya, komitmen ini butuh dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak–pemerintah, komunitas, akademisi," paparnya.
Adapun SEA for All Commitment 2030 sebagai terobosan dari strategi keberlanjutan Aruna, akan berfokus pada 3 pilar besar yang saling berhubungan dan berdampak secara global bagi manusia dan bumi.
Yaitu, sustainably sourced seafood yang merupakan fokus pilar lingkungan dari SEA for All Commitment.
Kemudian empowering stakeholders sebagai pilar yang akan fokus kepada aspek sosial, dan advocating for sustainability yang fokus pilar tata kelola dan juga partisipasi aktif dalam forum dan instansi yang fokus pada keberlanjutan perikanan.