Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, Nixon LP Napitupulu, menilai program 3 juta rumah milik pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran, bisa membantu menyelesaikan permasalahan backlog perumahan Indonesia.
Maka dari itu, ia mendukung program 3 juta rumah ini. Terlebih, pada 2045, Indonesia memiliki mimpi menyelesaikan permasalahan backlog.
"Kita sangat mendukung (program) 3 juta karena backlog-nya biar cepat kelar. Kita bermimpi (tahun) 2045, 100 tahun Indonesia, backlog perumahan itu habis," kata Nixon ketika ditemui di Plataran Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2024).
Baca juga: Angka Backlog Masih Tinggi, Industri Properti Tahun Ini Diprediksi Masih Bertumbuh Pesat
Nixon pun menyarankan sejumlah cara agar backlog ini bisa cepat teratasi, di mana salah satu adalah menaikkan subsidinya.
"Salah satu percepatannya adalah memang subsidinya mesti dinaikkan. Nah, cara menaikkan tidak harus selalu direct menaikkan APBN. Skemanya yang coba kita tuning, supaya bisa double atau triple dari kemampuan yang sekarang dengan budget yang tidak terlalu jauh," ujarnya.
Ia mengatakan, opsi pertama adalah mengurangi tenor subsidinya dari 20 tahun menjadi 10 tahun. Dengan begini, sudah bisa dua kali lipat jumlah penerimanya.
"Kedua, pemerintah enggak langsung dari belanja (APBN), tapi bikin dana abadi. Dari dana abadi nanti punya return, return itu (untuk) bayar subsidi selisih bunga," kata Nixon.
Sebelumnya, Nixon juga pernah angkat bicara mengenai program 3 juta rumah Prabowo-Gibran. Ia mengatakan program tersebut sangat bagus apabila skema pendanaannya dilakukan secara cermat.
"Kita lihat dari visi misinya saja, kan beliau (Prabowo) menang. Presidennya sudah kelihatan the next 5 years seperti apa," ungkap Nixon dalam acara ulang tahun BTN yang berlangsung di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/3/2024).
"Kalau kita pelajari visi-misi jelas, di situ sudah membangun 3 juta rumah. Disebutkan di situ ada pedesaan, pesisir, perkotaan," sambungnya.
Baca juga: Sasar Warga Berpenghasilan Rendah, Sarana Jaya Lanjutkan Program Kepemilikan Hunian Terjangkau
Menurut Nixon, untuk kawasan perkotaan atau wilayah urban, biasanya program pembangunan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dibantu melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disubsidi.
Salah satu bank yang menawarkan fasilitas KPR subdisi adalah BTN.
Adapun BTN kerap memberikan suku bunga KPR untuk program subsidi sebesar 5 persen fixed sepanjang jangka waktu kredit. Juga, besaran uang muka subsidi KPR BTN ringan mulai dari 1 persen dan mendapatkan bantuan uang muka.
Sementara, untuk wilayah pedesaan, bantuan yang diberikan biasanya berupa program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau pun renovasi.
"Kalau melihat pengalaman selama ini, yang dibangun pakai subsidi adalah daerah urban," ungkap Nixon.
"Daerah pedesaan pola bantuan seperti BSPS atau santunan atau renovasi rumah. Pola enggak harus KPR, enggak harus berutang," lanjutnya.
Sebagai informasi, calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menjanji akan membangun tiga juta rumah.
Tiga juta rumah itu masing-masing tersebar 1 juta di pedesaan, pesisir, dan perkotaan.
"Saudara-saudara sekalian, kita juga akan membangun 3 juta rumah untuk mereka yang belum punya rumah. 1 juta di pedesaan, 1 juta di pesisir, 1 juta di perkotaan," kata Prabowo dalam acara debat calon presiden di JCC Senayan Jakarta, Minggu (4/2/2024).