Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 5 poin ke level Rp15.580 per dolar AS pada Kamis (14/3/2024).
Mata uang Garuda minus 0,03 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.582 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menuturkan dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 5 point walaupun sebelumnya sempat melemah 20 point dilevel Rp. 15.580 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.575.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah tipis direntang Rp. 15.550 - Rp.15.620,” ungkapnya, Kamis (14/3/2024).
Dari sentimen ekternal pelemahan mata uang dipengaruhi penantian data CPI (Consumer Price Index) yang kuat membuat fokus pasar beralih ke pembacaan inflasi PPI (Producer Price Index) dan penjualan ritel yang akan datang, yang akan dirilis pada hari Kamis.
Keduanya diperkirakan akan menjadi faktor dalam pandangan Federal Reserve mengenai suku bunga.
Data tersebut juga muncul sebelum pertemuan Fed minggu depan, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dan memberi sinyal tidak ada rencana segera untuk mulai melonggarkan kebijakan.
Sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan bahwa penurunan suku bunga sebagian besar akan ditentukan oleh laju inflasi dalam beberapa bulan mendatang.
Baca juga: Data Inflasi AS Dirilis, Nilai Tukar Rupiah Melemah di Awal Perdagangan Jumat
“Inflasi yang kaku dan inflasi yang lebih tinggi adalah dua pertimbangan terbesar bagi Bank of Japan untuk mulai mengurangi suku bunga negatif dan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (YCC),” ucapnya.
Mata uang di kawasan Asia terpantau meyoritas lesu di mana Yen Jepang turun 0,02 persen, peso Filipina layu 0,04 persen, yuan China merosot 0,06 persen, dan won Korea Selatan turun 0,27 persen.
Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat Perdagangan Akhir Pekan, Ini Sentimen Pemicunya
Sedangkan tren penguatan mata uang dialami dolar Singapura naik 0,01 persen, dolar Hong Kong tumbuh 0,02 persen, dan rupee India plus 0,04 persen.
Di sisi lain, ringgit Malaysia dan baht Thailand terpantau stagnan.
Untuk kategori mata uang negara maju mayoritas menguat sepert Poundsterling Inggris plus 0,12 persen, euro Eropa jatuh 0,04 persen, franc Swiss ambruk 0,10 persen, dolar Kanada menguat 0,01 persen, dan dolar Australia tumbuh 0,02 persen.