Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan negara penghasil tuna terbesar di dunia.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP) menyebutkan bahwa volume ekspor komoditas tuna-tongkol-cakalang (TTC) ke Tiongkok pada 2023 meningkat sebesar 518,4 persen.
Ekspor untuk komoditas produk tersebut meliputi potongan daging tanpa tulang (filet) beku, utuh beku, dan segar dingin.
“Kami berharap di tahun tuna ini, produksi tuna semakin mendapatkan pasar yang lebih luas, baik di luar maupun di dalam negeri. Ini pemikiran kita, jadi kita berharap semoga tahun tuna ini semakin menumbuhkan geliat pasar tuna di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, melalui keterangan tertulis, Senin (18/3/2024).
Dalam rangka melakukan ekspansi komoditas dan pasar ke Amerika Serikat, Aruna bersama Asosiasi Perikanan Pole & Line and Handline Indonesia (AP2HI), difasilitasi oleh KKP, turut serta meramaikan Seafood Expo North America (SENA) 2024 di Boston-Amerika Serikat pada 10-12 Maret 2024.
"Kami melihat bahwa sampai saat ini, Indonesia mendominasi produksi ikan tuna secara global dengan pangsa produksi sebesar 15%," ujar Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty.
Utari berharap peluang akses pasar tuna tidak hanya terbuka di Amerika, tetapi juga di pasar Eropa, Jepang, dan Timur Tengah.
Selain itu, produk perikanan Indonesia pun diharapkan tetap menjadi pemain utama di industri tuna global.
"Keunggulan negara kita terletak pada posisi geografisnya yang terletak di Samudera Hindia dan Pasifik, yang tentu kaya akan stok tuna. Hal ini didukung kebijakan pemerintah yang memberikan insentif bagi nelayan dan industri pengolahan," jelas Utari.
Selama pameran berlangsung, Aruna bersama AP2HI juga memperkenalkan teknologi traceability kepada para pengunjung.
Baca juga: KKP Akan Adopsi Teknologi Budidaya Tuna dari Turki
Selain itu, mengajak mereka untuk melakukan uji coba teknologi traceability produk tuna yang berasal dari Indonesia.
"Dengan 180 supply hub dari 31 provinsi di Indonesia dan teknologi traceability yang dimiliki Aruna, kami optimis mampu menangkap dan memproduksi tuna secara berkelanjutan dan menghasilkan berbagai produk tuna yang dapat diekspor ke pasar internasional,” ujar Utari.
Sejalan dengan SEA for All Commitment 2030 yang Aruna luncurkan beberapa waktu lalu, pada pameran ini, Aruna juga mengampanyekan penangkapan tuna yang berkelanjutan.