Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM – Perusahaan telekomunikasi kondang asal Swedia, Ericsson mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan menargetkan 1.200 karyawan yang ada di kantor pusat, sebagai bagian dari strategi perampingan perusahaan.
PHK ini disampaikan langsung oleh CEO Ericsson, Borje Ekholm. Dalam pernyataan tertulisnya Ekholm menjelaskan bahwa pemangkasan pegawai terjadi akibat dari anjloknya laba perusahaan usai penjualan peralatan 5G mengalami penurunan tajam di sejumlah negara.
Padahal perangkat tersebut merupakan sumber pendapatan utama yang menyokong perusahaan. Alasan tersebut yang membuat Ericsson harus menggelar perampingan secara besar-besaran di pekan ini.
Baca juga: Unilever Restrukturisasi Besar-Besaran, Bakal PHK 7.500 Karyawan
"Kami memperkirakan ketidakpastian pasar saat ini akan berlanjut hingga tahun 2024 dengan penurunan lebih lanjut pada pasar RAN (Radio Access Network) di luar China," kata CEO Ericsson, Borje Ekholm.
Tak hanya melakukan PHK massal, dalam upaya meningkatkan efisiensi operasional, Ericsson juga berencana untuk terus melakukan inisiatif penghematan biaya sepanjang tahun 2024 yakni dengan cara mengurangi jumlah konsultan, menyederhanakan proses bisnis, serta mengurangi fasilitas yang digunakan.
Melansir dari CNBC International, PHK seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Ericsson. Sebelumnya raksasa teknologi asal Swedia itu pada awal tahun lalu telah memangkas 8.500 staf, atau sekitar 8 persen dari total tenaga kerjanya.
Adapun PHK dilakukan buntut dari anjloknya laba operasional Ericsson dari 8,08 miliar krona atau Rp 12,3 triliun (kurs Rp 1.523/krona) pada 2022 menjadi 7,37 krona atau Rp 11,22 triliun pada 2023.
Kondisi ini diperparah dengan adanya penurunan penjualan bersih perusahaan sekitar 16 persen. Serta amblasnya saham Ericsson sebanyak 0,3 persen setelah sebelumnya sempat jatuh 4,2 persen.
Belum diketahui apakah Ericsson akan melakukan perampingan untuk kedua kalinya di tahun ini, namun CEO Ericsson memperkirakan ketidakpastian pasar saat ini akan berlanjut hingga hingga akhir tahun 2024.
Baca juga: Penutupan Pabrik Goodyear di Malaysia Berdampak pada PHK 550 Karyawan
"Kami memperkirakan ketidakpastian pasar saat ini akan berlanjut hingga tahun 2024 dengan penurunan lebih lanjut pada pasar RAN (Radio Access Network) di luar China. Akibatnya Ericsson bisa saja melakukan PHK. Namun hingga saat ini perusahaan masih belum mengidentifikasi jumlah karyawan terdampak yang harus di efisiensi kedepannya,” tegas Ekholm.
PHK yang digelar Ericsson semakin menambah daftar panjang perusahaan-perusahaan teknologi yang bisnya anjlok di tahun ini. Lembaga survey Layoffs.fyi mencatat setidaknya ada lebih dari 200 perusahaan teknologi yang telah memberhentikan 50.000 pekerja sejak awal tahun ini.