Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah di Kalimantan Barat kini terus berlanjut.
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk(ANTAM), Nico Kanter mengatakan progress pembangunan SGAR sudah mencapai 85 persen.
"Progresnya sudah 85 persen comissioning kabarnya di bulan Juni untuk produksi awal. Tapi berapa persennya saya belum tahu," kata Nico saat Acara Temu Media di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024) malam.
Baca juga: Tahun Ini Antam Targetkan Penjualan Emas Naik 43 Persen, Bijih Nikel 60 Persen
Diketahui SGAR Mempawah ini dibangun guna menghubungkan rantai pasokan bijih bauksit dengan peleburan alumunium.
Antam dan PT Indonesia Asahan Alumunium(Inalum) bekerjasama soal SGAR ini.
Terkait hal tersebut Nico menjelaskan sebagian besar produk alumina dari SGAR Mempawah akan dijadikan sebagai bahan baku utama untuk Smelter Alumunium Inalum di Kuala Tanjung dengan kapasitas 275 ribu ton per tahun.
SGAR juga diketahui memproduksi 1 juta ton alumina tiap tahun dengan 3,3 juta ton bauksit per tahun sebagai bahan bakunya.
"Ada yang disuplai ke Inalum ada yang diekspor," kata Nico.
Diketahui Presiden Joko Widodo(Jokowi) menyebut SGAR Mempawah, Kalimantan Barat merupakan bukti nyata dari hilirisasi produk tambang di Indonesia. SGAR ini juga kelanjutan dari smelter nikel yang sudah ada sebelumnya.
Jokowi juga menyebut SGAR Mempawah dibangun guna memenuhi kebutuhan bauksit. Sebab sebagian masih harus impor.
Nico Kanter juga menjelaskan kontribusi Antam mensuplai bauksit juga disebabkan adanya dampak larangan ekspor.
Antam lanjut Nico menegaskan bahwa pihaknya konsisten menjalankan kebijakan pemerintah.
"Saya enggak mau lihat kejadian di nikel tidak. Bauksit akan kita suplai demi proses hilirisasi dan tercipta ekosistem end to end," kata Nico.