Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menyatakan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berada di angka Rp 5,62 triliun di tahun 2023, meningkat dari Rp 4,67 triliun di tahun sebelumnya dan bertumbuh 20 persen.
Direktur Utama, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel Roy Arman Arfandy mengatakan, pertumbuhan ini mencerminkan pengelolaan operasional yang efektif dan pertumbuhan yang stabil di tengah pasar yang fluktuatif dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) untuk laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai 170 persen sejak tahun fiskal 2020.
Baca juga: Pertambangan Berkelanjutan, Wujud Komitmen Harita Nickel Jaga Kualitas Perairan Pulau Obi
Selain itu, Harita Nickel, secara keseluruhan di tahun 2023, mencatat pendapatan sebesar Rp 23,86 triliun atau meningkat sebesar 149 persen dari tahun sebelumnya dan laba kotor sebesar Rp 8,28 triliun atau naik 77 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ini juga turut didorong oleh peningkatan volume penjualan yang lebih tinggi dari bisnis pemrosesan bijih nikel, termasuk smelter baru PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), yang merupakan fasilitas peleburan saprolit (bijih nikel kadar tinggi) berbasis pirometalurgi (RKEF) yang menghasilkan feronikel," kata Roy dalam keterangannya, Rabu (3/4/2024).
Baca juga: Akuisisi PT GTS Senilai Rp 7,9 Miliar, Harita Nickel Masuk 5 Besar Perusahaan Nikel Terbesar di RI
"Dan lini produksi tambahan dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL), fasilitas pemurnian limonit (bijih nikel kadar rendah) berbasis hidrometalurgi (HPAL) untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik," imbuhnya.
Roy menyatakan, dari lini bisnis pertambangan Harita Nickel mencatat kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 98 persen, atau mencapai 15,38 juta wmt (wet metric ton) dibanding 7,77 juta wmt pada tahun 2022.
"Terdiri dari saprolit sebanyak 6,30 juta wmt, naik 235 persen dari 1,88 juta wmt, dan limonit sebanyak 9,08 juta wmt, naik 54 persen dari 5,89 juta wmt," tuturnya.
Sedangkan dari lini bisnis pengolahan dan pemurnian nikel, Harita Nickel di FY23 juga membukukan peningkatan produksi feronikel sebesar 300 persen, dari 25.372 ton di 2022 menjadi 101.538 ton di 2023.
Serta, kenaikan produksi MHP (mixed hydroxide precipitate), yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik, sebesar 50 persen dari 42.310 ton di 2022 menjadi 63.654 ton di 2023.
"Hal ini mencerminkan fokus strategis perusahaan untuk memperluas kemampuan produksinya dan memperkuat posisi di pasar," ungkap Roy.
Baca juga: Kuartal III 2023, Pendapatan Harita Nickel Tembus Rp 17,3 Triliun
Roy menyatakan bahwa di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan sepanjang tahun 2023, Harita Nickel tetap berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan. Komitmen Harita Nickel terhadap keunggulan operasional dan inovasi memainkan peranan penting dalam mengoptimalkan proses produksi, mengurangi biaya dan mendorong pertumbuhan.
"Hasil keuangan kami di tahun 2023 mencerminkan upaya bersama tim kami, dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, dalam menghadapi volatilitas pasar dengan strategi yang tangguh dan adaptif, termasuk dengan mendorong inovasi dan meningkatkan efisiensi operasional, terutama dengan proses pertambangan dan produksi yang berada di satu lokasi yang terintegrasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan," ucap dia.
"Kami terus berkomitmen pada peningkatan efisiensi dan pengembangan yang konsisten untuk memastikan kami berada pada posisi yang baik dalam menghadapi dinamika industri ke depan," sambungnya.