Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berpendapat bahwa Bank Indonesia akan melakukan intervensi menyoal nilai tukar rupiah yang kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, intervensi itu dilakukan agar nilai tukar rupiah tetap terjaga.
"Kami pastikan stabilisasi nilai tukar akan terjaga. Kita terus melalukan intervensi spot maupun di non delivery forward (NFD)," kata Perry usai melakukan rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip Rabu (17/4/2024).
Baca juga: Perputaran Rupiah Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tembus Rp369 Triliun Saat Libur Lebaran
Perry menyampaikan, Bank Indonesia juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilisasi moneter maupun fiskal.
"Kami berada di pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi ke depan," terangnya.
Selain itu, Perry menegaskan bahwa nantinya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun akan memberikan langkah-langkah khusus untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap terjaga.
"Nanti ada (arahan presiden)," tegasnya.
Adapun berdasarkan data Google Finance, nilai tikar Rupiah telah menyentuh angka Rp 16.117 per dolar AS pada Sabtu, 13 April 2024.
Mengutip Kompas.com, Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memproyeksikan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan melemah ketika pasar forex domestik dibuka setelah masa libur.
Baca juga: Saham Bank-bank Besar Ambrol, Rupiah Terus Melemah, Ada Apa?
Bahkan, Rupiah diproyeksikan akan tembus di level Rp 16.000 sampai Rp 16.200.
"Tidak heran apabila rupiah akan dibuka melemah tajam, mengingat dollar AS sangat kuat sepekan ini," kata dia dalam keterangan tertulis pada Minggu, 14 April 2024.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di sejumlah bank hari Selasa ini mencapai sekitar Rp 16.200-Rp 16.300.