Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia secara kumulatif pada Januari hingga Maret 2024 sebesar 62,20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 7,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, penurunan ini didorong oleh penurunan ekspor migas 3,90 miliar dolar AS atau turun 2,81 persen. Sedangkan ekspor non migas 58,30 miliar dolar AS atau turun 7,53 persen.
Penurunan nilai ekspor non migas secara kumulatif terjadi di sektor industri pengolahan serta pertambangan dan lainnya, dengan share sebesar 77,55 persen terhadap total ekspor non migas.
"Penurunan ekspor sektor industri pengolahan ini menjadi pendorong utama atas turunnya kinerja ekspor periode Januari sampai dengan Maret 2024," kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (22/4/2024).
"Dengan penurunan ini ekspor industri pengolahan memberikan andil penurunan sebesar 3,49 persen terhadap penurunan total ekspor," imbuhnya.
Berdasarkan catatan BPS, nilai ekspor non migas di sektor industri pengolahan juga mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar -4,92 persen atau menjadi 45,21 miliar dolar AS pada 2024.
Baca juga: Kinerja Nilai Ekspor Indonesia Anjlok 21 Persen pada Agustus 2023, BPS Ungkap Penyebabnya
Sedangkan untuk sektor pertanian kehutanan dan perikanan justru mengalami peningkatan 8,05 persen menjadi 1,18 miliar dolar AS.
Selain itu, Amalia memaparkan nilai ekspor ke negeri Tirai Bambu atau China mengalami penurunan pada periode ini. Tercatat penurunan ekspor ke China sebesar 16,24 persen atau menjadi 13,36 miliar dolar AS.
Baca juga: Nilai Ekspor Januari-Juli 2023 Turun Drastis 10,27 Persen, Sentuh 149,53 Miliar Dolar AS
"Jika dibandingkan secara kumulatif dengan periode yang sama pada tahun lalu pada Januari - Maret 2024 ekspor non migas ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa mengalami penurunan sementara ekspor ke Amerika Serikat dan India mengalami peningkatan," tuturnya.