Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) melihat kegagalan produksi di beberapa titik wilayah produksi menjadi faktor harga bawang merah cukup tinggi di pasar.
Ketua Umum DPP Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan, hal tersebut menyebabkan pasokan bawang merah tidak sebanyak sebelumnya.
"Bawang merah terpantau sudah naik menjelang idul fitri dan berlanjut di pasca idul fitri sampai saat ini," ujar Mansuri saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (24/4/2024).
Baca juga: Harga Bawang Merah Naik Jadi Rp34.060 per kg, Beras Premium Turun ke Rp 16.420 per Kg
Menurut Mansuri, informasi di daerah ada beberapa kegagalan panen di beberapa wilayah produksi penghasil bawang yaitu di Jawa Tengah, di Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Pati.
"Sehingga mempengaruhi produksi secara nasional. Wilayah penghasil bawang merah terbesar di ada di Brebes, kedua di Demak," tutur Mansuri.
Sementara di Jawa Timur ada di Nganjuk. Di Bima, Nusa Tenggara Barat. Lalu Solok, Sumatera Barat. Kemudian di beberapa wilayah di Sumatera Utara dan Jawa Barat.
"Pemasok dari Jabodetabek biasanya memasok dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yaitu Brebes, Demak, Grobogan, Pati, Nganjuk dan beberapa daerah lainnya," ucap Mansuri.
Ikappi menyayangkan karena curah hujan yang tinggi dan terjadi beberapa daerah terkena musibah banjir yang menyebabkan pasokan berkurang.
"Kita tahu bahwa harga bawang merah sudah tembus di angka Rp 80.000 per kilogram yang artinya dua kali lipat dari harga normal serta kenaikannya mencapai 100 persen," terang Mansuri.
Karena itu, ucap Mansuri, Ikappi meminta kepada pemerintah agar mendorong ada percepatan penguatan distribusi ke wilayah-wilayah yang kebutuhannya cukup besar seperti Jabodetabek.
Baca juga: Harga Bawang Merah Naik Jadi Rp34.060 per kg, Beras Premium Turun ke Rp 16.420 per Kg
"Opsi berikutnya yang kami tawarkan adalah mendorong agar produksi yang ada di Solok, Sumatera Barat dan di Bima, NTB untuk bisa di subsidi silangkan ke Jabodetabek sehingga pasokan relatif melimpah di pasar, jika itu bisa dilakukan maka kami meyakini harga akan terdorong turun," tutur Mansuri.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut kenaikan harga bawang merah yang mencapai Rp 80.0000 per kilogram karena saat Lebaran kemarin banyak pedagang pasar yang libur.
Hal itulah yang menyebabkan stok bawang merah di pasaran kosong sehingga harga bawang merah menjadi naik karena pasokannya tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Iya (stok bawang merah kosong). Kan orang kalau enggak ada yang motong bawang, enggak ada yang ngirim. Orang lagi lebaran, " ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Meski demikian, dia memperkirakan harga bawang merah akan berangsur pulih pekan ini seiring dengan aktivitas perdagangan yang kembali normal setelah Lebaran. "Yang dagang di pasar-pasar sekarang saya kira minggu ini normal lagi," kata dia.
Sedangkan, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menambahkan, banjir di Brebes, Jawa Tengah juga turut menjadi penyebab harga bawang merah naik.
"Karena ada banjir di Brebes pasokannya berkurang mudah-mudahan setelah panen," kata Isy.