Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas hari ini berpotensi turun seiring dengan berkurangnya permintaan terhadap aset safe haven dan prospek suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat untuk jangka waktu yang lebih lama.
Hal ini didasarkan pada perbandingan arah harga, di mana harga saat ini lebih rendah dari harga tertinggi sebelumnya, berkisar antara $2340 - $2343.
"Keadaan yang tidak menentu juga menjadi faktor pengaruh yang signifikan, dengan situasi geopolitik yang terus berfluktuasi memperkuat potensi penurunan harga," kata Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer dalam keterangan tertulis, Jumat (26/4/2024).
Ia mengatakan, prediksi ini juga dipengaruhi oleh berita terkait pertumbuhan GDP AS dan peran USD dalam konflik global yang mengarah pada penurunan harga emas.
Rangkuman harga emas hari ini menunjukkan penurunan tajam dari rekor tertinggi sebelumnya.
Sebagian karena ketidakpastian atas konflik Iran dan Israel yang tidak berkembang sesuai prediksi.
"Kekhawatiran atas konflik tersebut telah meredakan permintaan akan aset safe haven seperti emas," ujar Fischer.
Lebih lanjut, kata dia, kekuatan dolar yang masih kuat juga menekan harga emas, mengingat hubungan yang terbalik antara dolar dan harga logam mulia.
Emas saat ini mengincar level support di $2.300 per ons, dengan prospek lebih banyak kerugian jangka pendek.
"Namun, pergerakan selanjutnya diprediksi akan dipengaruhi oleh data ekonomi AS dan isyarat terkait suku bunga," kata Fischer.
Data PDB kuartal pertama AS dan indeks harga PCE diantisipasi akan memiliki dampak signifikan terhadap harga emas.
Terutama karena kedua data tersebut terkait langsung dengan kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Adapun selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pelemahan.
Platinum dan silver futures turun masing-masing 0,3 persen dan 1 persen, sedangkan harga tembaga juga menurun dari level tertinggi dua tahun terakhir.
"Data ekonomi yang lemah dan kekhawatiran akan suku bunga yang lebih tinggi menjadi faktor yang mengimbangi optimisme atas pasar yang lebih ketat," tutur Fischer.
Kekhawatiran atas permintaan yang stabil juga membebani pasar, terutama setelah data indeks manajer pembelian AS menunjukkan performa di bawah ekspektasi untuk bulan April.
Dengan demikian, prospek harga emas dan logam mulia lainnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Di antaranya, kondisi ekonomi global, kebijakan suku bunga AS, dan situasi geopolitik.
"Sebagai kesimpulan, harga emas hari ini menunjukkan tren penurunan yang diprediksi akan terus dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan kebijakan moneter, dengan prospek suku bunga AS yang lebih tinggi menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga emas dalam jangka pendek," pungkas Fischer.