News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peran Mulia Industri Tahu Desa Sambak, Tulang Punggung Ekonomi Sekaligus Wujudkan Kemandirian Energi

Penulis: Imam Saputro
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pabrik tahu

Industri tahu menghasilkan setidaknya dua limbah, yakni limbah ampas tahu dan limbah cair.

“Ampas atau limbah padat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe gembus dan pakan ternak, jadi limbah yang padat sebenarnya tidak ada masalah,” terang Adi.

Yang menjadi masalah pada tahun 2013 adalah limbah cair yang dibuang ke aliran sungai di sekitar desa.

Dampaknya, di desa yang terdiri atas delapan dusun ini sering tercium aroma tidak sedap efek pembuangan limbah cair tahu setiap sore dan pagi hari.

“Kalau musim kemarau itu baunya lumayan, tapi yang sangat mengganggu ke pertanian yang berefek padi tidak berisi atau gabuk,” terang Adi.

“Dahulu karena limbah cair tahu masih dibuang ke sungai, ada masa terparah sampai panen padi jadi gagal karena bulirnya kosong, makanya 2013 mulai berpikir bagaimana caranya biar perajin tahu tetap bisa jalan, dan petani padi juga tetap bisa jalan,” kata dia.

Hal itu menjadi ironi, sebab larisnya tahu sambak “dibantu” dengan adanya air tanah yang berkualitas, namun industri tahu yang makin berkembang justru mencemari air di desa yang terletak di lereng Gunung Sumbing ini.

“Kami dengan pemerintah desa akhirnya berembuk dan ketemu solusi membangun digester di beberapa titik,” ungkap Adi.

Digester adalah penampungan bahan-bahan organik dan atau limbah kotoran ternak untuk membentuk biogas yang bersifat anaerob.

“Mulai 2015 mulai membangun digester atau penampungan limbah cair dari industri tahu, desa dapat bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup, sekaligus dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah),” kata Kepala Desa Sambak, Dahlan.

Manfaatkan limbah untuk biogas

Pengelolaan limbah cair tahu itu mendapatkan perhatian dari banyak pihak, hingga Desa Sambak kini memiliki enam digester untuk menampung limbah cair dari 13 perajin tahu.

“Enam digester itu, tiga digester kami gandengkan dengan IPAL jadi hasilnya air bersih yang dibuang ke sungai, yang tiga digester kami manfaatkan untuk Biogas,” tambah Dahlan yang menjabat kepala desa sudah 3 periode ini.

Dahlan mengatakan keenam digester di Desa Sambak merupakan kolaborasi dari berbagai pihak, dari Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 3 digester, Dinas Lingkungan Hidup 1 digester, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia 1 digester dan 1 digester dibangun dari dana desa.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini