TRIBUNNEWS.COM - Menerbangkan produk hasil karya kerajinan tangan ke luar negeri menjadi angan-angan banyak orang.
Namun angan-angan itu sudah diwujudkan sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang kiini menjadi pelaku ekspor sebagai pasar globalnya.
Tak sedikit pula yang terbantu gara-gara pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI untuk pelaku UMKM.
Mulai pengembangan usaha hingga pembuatan tempat workshop dilakukan demi tujuan dan kualitas terjamin produk.
Dari sekian yang telah diwawancarai Tribunnews beberapa waktu lalu, terangkum beberapa pelaku UMKM yang mau membagikan tipsnya berwirausaha hingga mampu ekspor.
Berikut rangkumannya:
1. Belajar Digitalisasi
Mau mempelajari hal baru seperti berjualan online dan mengelola media sosial, perlu dilakukan pelaku usaha saat ini.
Seperti yang tercermin dari Eko Alif Muryanto, perajin sangkar burung dari pipa paralon bekas.
Sangkar burung buatan Eko dengan merek Eank Solo itu telah merambah pasar ekspor dengan memanfaatkan media sosial dan marketplace.
Padahal, dunia digital awalnya sangat asing bagi pria yang pernah berjualan onderdil mobil itu.
Baca juga: UMKM Senthir Sumunar, Batok Kelapa Belakang Rumah Mertua Jadi Berkah
"Dulu itu tahunya jualan ya dari mulut ke mulut, kalau sangkar burung ya dari bakul ke bakul, kalau ke pasar ya ke Pasar (Hewan) Depok Solo," ungkap Eko saat ditemui di kediamannya di Kampung Debegan, Mojosongo, Solo.
Eko kemudian mulai mengikuti pelatihan digitalisasi usaha yang diselenggarakan Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Solo.
Mulai dari belajar menggunakan Facebook pribadi untuk menjual produk, hingga pemasaran ke marketplace dan dorongan untuk ekspor produk.
Eko merupakan pelaku UMKM 'angkatan pertama' yang bergabung di Rumah BUMN Solo, sekira awal 2019.
"Dulu kami bahkan punya slogan kalau Rumah BUMN itu rumah kedua kami. Tiap hari posting produk di situ, ada wifi, ada PC ada laptop, kami manfaatkan," ujar Eko.
2. Jaga Kualitas dan Mutu
Desa Ngrombo mengirim hasil karya gitar dari lokal hingga mancanegara.
Filipina hingga Yunani menjadi tujuan pendaratan gitar-gitar khas Desa Ngrombo.
Ketua Paguyuban Klaster Gitar Amanah, Sumardi, ketika ditemui Tribunnews.com pada Kamis (28/3/2024) lalu bercerita, sebanyak 225 pengrajin bertahan berkarya memproduksi gitar Desa Ngrombo.
Selain itu, tantangan dunia digital juga membuat persaingan harga pasar terbilang kompetitif meskipun paguyubannya menjual gitar mulai ratusan ribu rupiah.
Sejak berwirausaha pada 1992 silam, Sumardi mengaku, gitar produksi Desa Ngrombo begitu dimintai pasar nasional dan internasional.
Ribuan gitar bahkan didistribusikan setiap bulan oleh ratusan pengrajin gitar asli daerah.
Digitalisasi berupa peran vital media sosial bakal menjadi tantangan pengrajin hingga distributor gitar ke depan untuk bersaing dengan pasar.
Di sisi lain, pengrajin tetap mempretahankan kualitas baik produksi gitar bakal menjadi sisi positif yang terus dicari oleh peminat dan toko-toko alat musik langganan.
Kualitas tetap menjadi prioritas para pengrajin gitar Desa Ngrombo.
Termasuk bagi Sumardi yang berulang kali memeriksa dan memastikan barang produksinya tanpa cacat.
"Ini menjadi tantangan kami pengrajin gitar Desa Ngrombo untuk bertahan kerajinan gitar menjadi UMKM jaya, apalagi menyandang klaster gitar tentu harus dilestarikan," papar dia.
3. Meneliti dan Berkreasi
Di Desa Wisata Rotan Trangsan, UMKM milik Suryantoro telah merambah pasar Amerika.
Sebulan terakhir, beberapa kontainer telah mengirimkan aneka produk Surya Rotan langsung dari Trangsan ke Negeri Paman Sam.
Bagi Suryantoro, rahasia di balik kesuksesannya adalah mampu beradaptasi.
Adaptasi yang dimaksud adalah mampu berkreasi dengan kemajuan zaman.
"Desain dan model dunia furniture pasti berkembang. Jadi kita harus adaptasi kemudian berkreasi membiasakan heterogenitas pasar," jelasnya pada Rabu (13/3/2024) siang saat ditemui di galeri Surya Rotan.
Tak lupa, Surya juga mengaku belajar dan memperluas wawasan terhadap dunia mebel global.
Dengan cara itu, dia mampu membandingkan dan mencari formula terbaik untuk produknya kelak.
4. Rajin Ikut Pameran
Satu lagi pelaku UMKM yang telah go global adalah Kain Lukis Nasrafa.
Sang pemilik, Yani Mardiyanto menjadi otak di balik dikenalnya Nasrafa baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Ditemui Tribunnews di Industri Kecil Menengah (IKM) Center, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (23/3/2024) siang, Yani berbagi tips agar UMKM bisa sukses.
Pemasaran menjadi hal yang tak kalah penting dilakukan pelaku bisnis termasuk UMKM.
Dengan adanya pemasaran, menurutnya, produk akan lebih dienal luas dan bisa dibeli dengan mudah.
Termasuk dengan rajin mengikuti pameran kerajinan tangan.
Menurut Yani, pameran menjadi tempat pemasaran paling efektif untuk produk seni seperti miliknya.
"Produk Nasrafa kan bukan seperti produk umumnya sehingga membutuhkan market yang spesifik, salah satunya ya lewat pameran," beber penikmat seni teater ini.
Saat mengikuti pameran itulah, produk Nasrafa mulai dilirik dan dikenal luas oleh masyarakat.
Peluang tersebut adalah ditunjuk untuk mengisi pameran UMKM baik tingkat nasional maupun internasional.
Seperti saat pameran UMKM dalam rangka Asian Games 2018 di Senayan, Jakarta, Nasrafa menjadi satu-satunya perwakilan UMKM dari Jateng.
Termasuk saat ajang balap MotoGP di Sirkuit Mandalika tahun lalu, Nasrafa juga menjadi salah satu pengisi pameran mewakili Jateng.
Di skala internasional, Nasrafa sudah tiga kali mengikuti pameran. Pertama di Manila Fame, Filipina pada 2019.
Tiga tahun setelahnya yaitu 2022, Nasrafa ikut ambil bagian dalam pameran di Osaka, Jepang.
Lanjut lagi di tahun ini, Nasrafa turut berpartisipasi pameran Indonesia Fair di Osaka, Jepang yang berlangsung pada 24-30 Mei 2023.
"Kalau dihitung-hitung, kami sudah mengikuti pameran lebih dari 100 kali di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional," kata ayah tiga anak tersebut.
Dari pameran tersebut, banyak customer yang kepincut dengan hasil karya kain lukis Nasrafa lalu membelinya.
Hal ini membuat produk Nasrafa semakin go international. Misalnya Singapura, Jepang, Filipina, Thailand, Turki, hingga Amerika Serikat.
Bahkan setelah mengikuti pameran di Osaka pada 2022, Nasrafa kebanjiran orderan senilai 1 juta yen.
"Saat itu, Nasrafa mengirimkan empat produk yaitu syal lukis, tas goni lukis, pouch lukis, dan topi goni lukis dengan jumlah 309 pieces. Ini adalah pertama kali, Nasrafa melakukan ekspor dalam jumlah besar," beber Yani.
BRI Hadir
Ditemui Tribunnews di kantornya pada Senin (18/3/2024), Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, mengatakan, BRI mewujudkan kewajibannya dalam pemberdayaan UMKM dan demi berlangsungnya visi memberi makna Indonesia.
"Kemudian juga merupakan langkah memberdayakan masyarakat sebagai penopang perekonomian nasional," jelasnya.
Pihaknya menjelaskan, BRI memiliki sekitar 300 UMKM binaan di Kota Solo.
"Kami ingin agar UMKM binaan bisa naik kelas, dari yang mikro ke kecil, kecil ke menengah, kami ingin mereka terus berkembang, apa yang bisa BRI bantu akan kami bantu," papar dia.
BRI, lanjutnya, membuka akses permodalan seluas-luasnya bagi UMKM yang ingin memperluas usaha.
Regional CEO RO BRI Yogyakarta, John Sarjono, menerangkan BRI sebagai mitra Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan KUR.
Menurutnya, BRI RO Yogyakarta selalu berkomitmen untuk mendukung program pemerintah salah satunya adalah penyaluran kredit KUR, tahun 2023 BRI telah menyalurkan Kredit KUR sebanyak Rp 18,45 Triliun dengan total 432.452 Debitur.
Kemudian KUR Mikro sebanyak Rp 16,46 Triliun dengan total 424.919 Debitur dan KUR Kecil sebanyak Rp 1,98 Triliun dengan total 7.533 Debitur.
"Penyaluran kredit KUR terbanyak di RO Yogyakarta tahun 2023 adalah Sektor Perdagangan 42,2 persen dari total penyaluran KUR, selanjutnya ada Sektor Jasa (23,6 persen), Sektor Pertanian (21,0 persen), Sektor Industri Pengolahan (11,7 persen), dan Sektor Perikanan (1,6 persen)," urainya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/3/2024).
John Sarjono menerangkan, BRI masih membuka peluang lebar bagi pelaku UMKM yang ingin mengajukan kredit untuk permodalan dan pengembangan usaha.
"Proses pengajuan KUR BRI sangat mudah, memastikan calon debitur telah memiliki Usaha yang layak untuk dibiayai pinjaman KUR," kata dia.
"Bukti kepemilikan usaha debitur dapat didaftarkan melalui Sistem Online Single Submission (OSS), pendaftaran bisa dilakukan secara individu melalui web: https://oss.go.id/."
Setelah itu nasabah dapat mendaftarkan diunit kerja terdekat sesuai dengan domisili calon debitur.
Petugas akan melakukan verifikasi ke tempat calon debitur serta melakukan analisa kelayakan usaha calon debitur tersebut.
"Jika dari dari hasil Analisa kelayakan debitur tersebut telah disetujui maka pencairan kredit dapat dilakukan di Kantor BRI terdekat," paparnya.
Adapun flow chat pendaftaran sebagai berikut:
(*)