News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaga Stok Beras di Musim Kering Mendatang, Pemerintah Ogah Andalkan Impor

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengunjungi Gudang Perum Bulog Purwomartani, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) enggan mengandalkan beras hasil impor dalam rangka mengantisipasi musim kering mendatang.

Saat periode panen raya ini, Bapanas terus memantau kinerja Bulog di daerah-daerah dalam menyerap hasil panen gabah dalam negeri.

"Stok yang kita serap ini tentunya untuk antisipasi musim kering nanti, sehingga kita tidak terus mengandalkan importasi saja," kata Arief dalam keterangan tertulis, Selasa (30/4/2024)

Baca juga: Butuh 6,7 Juta Ton Beras untuk Program Makan Siang Gratis, Dirut Bulog: Belum Dapat Penugasan

Arief mengatakan, Presiden Jokowi telah meminta stok beras di Bulog bisa mencapai 3 juta ton.

Untuk mencapai itu, Kementerian Keuangan telah memberikan subsidi bunga pinjaman ke Bulog.

"Sehingga, pendanaan dalam menyerap panen dalam negeri, tidak ada kendala finansial," ujar Arief.

Kementerian Keuangan telah menetapkan besaran subsidi bunga dalam rangka penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

BUMN pangan dapat menjalin kerja sama dengan HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara), ASBANDA (Asosiasi Bank Pembangunan Daerah), dan juga bank swasta.

Kisaran besaran subsidi bunga pinjaman yang ditetapkan antara 3 sampai 4,5 persen.

Ini dapat dilaksanakan melalui 2 skema, yakni skema dengan penjaminan dari pemerintah dan skema tanpa penjaminan.

Plafon pinjaman hingga Rp 28,7 triliun merupakan pinjaman yang dapat diajukan oleh BUMN pangan guna mendapatkan fasilitas subsidi bunga dari pemerintah.

Menurut Arief, jika stok CPP banyak dipasok dari dalam negeri, program-program penyaluran ke masyarakat bisa sepenuhnya menggunakan beras hasil petani.

"Apalagi estimasi produksi beras di April dan Mei bisa mencapai 8,7 juta ton. Pemerintah harus turut andil menyerapnya," kata Arief.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional di April 2024 diperkirakan mencapai 5,53 juta ton dan di Mei 2024 berada di angka 3,19 juta ton.

Proyeksi itu meningkat apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Pada April 2023 produksi beras di 3,66 juta ton dan Mei 2023 di 2,86 juta ton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini