Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan terbaru Better Than Cash Alliance, Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro), dan pemerintah Indonesia mendapati temuan nilai transaksi 1,4 juta petani kakao di Indonesia mencapai 700 juta dolar per tahunnya.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa mendigitalkan transaksi para petani ini dapat membawa dampak baik bagi perekonomian Indonesia namun sayangnya sebagian besar para petani kakao di Indonesia masih mengandalkan uang tunai saat bertransaksi.
Penggunaan uang tunai dapat menjadi keterbatasan yang signifikan dan menghambat potensi pertumbuhan sektor kakao, yang merupakan kontributor utama di bidang agrikultur Indonesia.
Direktur OJK Institute, Dr Bayu Bandono mendorong para stakeholder untuk bersama-sama menerima rekomendasi yang dihadirkan dalam laporan ini dan berfokus menerapkan inovasi yang dapat mempercepat penerapan pembayaran digital yang dapat menggerakkan pembangunan berkelanjutan dan inklusi keuangan.
“Ini jadi tugas tim Percepatan Akses Keuangan Daerah memiliki tugas yang penting yaitu menjalankan 516 proyek inklusi keuangan di 38 provinsi dan inisiatif yang kami lakukan berhasil mengurangi kesenjangan indeks inklusi keuangan secara signifikan, dari 15 persen di tahun 2019 menjadi 4% di tahun 2022,” ujar Bayu Bandono dalam keterangannya, Kamis (9/5/2024).
Dikatakan Bayu, saat ini banyak perusahaan yang berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi, sustainability, dan transparansi saat membeli pasokan kakao di Indonesia dan perusahaan global mengupayakan agar 100% pasokan kakaonya sudah mendapat sertifikat sustainability pada tahun 2025.
Selain perusahaan besar, komitmen ini juga mulai diterapkan oleh para pemasok kakao, dan saat ini 40% pemasok kakao di Indonesia sudah memiliki sertifikat sustainability.
Baca juga: Puluhan Ton Bubuk Kakao asal Indonesia Diekspor ke Mesir
"Menimbang hal tersebut, penerapan pembayaran digital bagi para pemasok kakao tentunya akan membawa potensi ekonomi yang cukup besar," kata Bayu.
Isvary Sivalingam, Southeast Asia Lead, UN-Based Better Than Cash Alliance mengatakan, penerapan pembayaran digital dan mengintegrasikan transaksi ke sistem keuangan formal dapat memperluas inklusi keuangan bagi petani kakao, terutama bagi mereka yang perempuan.
"Hal ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk tabungan, pinjaman, dan asuransi. Laporan ini mengajak pemerintah Indonesia, pengusaha kakao, dan penyedia layanan keuangan untuk bersama-sama membangun model bisnis yang layak untuk penerapan pembayaran digital, terutama di daerah terpencil,” ujarnya.
Baca juga: Harga Kakao Melambung Bikin Harga Cokelat Ikut Naik
Insan Syafaat, Executive Director, Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) mengatakan, petani kakao dan pelaku usaha lainnya dalam supply chain sektor ini menghadapi tantangan besar dalam mengakses modal untuk kebutuhan perkebunan.
Menerapkan pembayaran digital untuk penjualan hasil panen dan pengumpulan data dapat membantu penyedia jasa keuangan melakukan proses credit-scoring yang lebih baik dan mengurangi risiko saat memberikan pinjaman kepada para petani.
"Selain itu, perusahaan yang berkomitmen untuk meningkatkan sustainability di sektor ini dapat ikut membantu memperluas inklusi keuangan bagi para petani dengan berbagi data,” ujar Insan Syafaat.
Insan menilai untuk mengoptimalkan peluang dalam digitalisasi pembayaran, diperlukan komitmen yang kuat dan kemitraan kreatif yang melibatkan para stakeholder yaitu petani, pedagang, perusahaan kakao, penyedia jasa keuangan (FSP), dan pemerintah.