Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Talkactive Ferik Trianda mengatakan Artificial Intelligence (AI) sangat berpotensi membawa disrupsi dunia bisnis dan usaha.
Di samping mempermudah teknis operasional usaha, menurutnya AI juga berpotensi meningkatkan omzet usaha apabila dimanfaatkan secara efektif.
"Enam tahun kami berdiri, kami memberikan insight baru bagaimana tantangan dan peluang AI. Kami percaya bahwa di era AI, softskill menjadi skill yang sangat penting,” kata Ferik Business Talk 2024, terkait 'AI for Your Business Development', Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Platform Artificial Intelligence Bantu Cegah Serangan Hoaks ke Ganjar-Mahfud
Adanya softskill mumpuni dan AI yang memudahkan kelancaran bisnis perusahaan satu hal yang tidak dipisahkan untuk kemajuan bisnis perusahaan.
Kegiatan Business Talk ini menghadirkan narasumber yang memiliki kapabilitas di bidangnya seperti pengajar dan konsultan PPM Manajemen Noveri Maulana.
Dalam kesempatan tersebut, Noveri membahas bagaimana adaptasi AI untuk bisnis strategi bagaimanapun canggihnya AI, meskipun masih membutuhkan campur tangan manusia dalam menggunakannya secara bijak.
Oleh karena itu, dalam pendekatannya terhadap kemajuan AI, bisnis harus menggunakan strategi Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA).
"Maka, bisnis jangan hanya sekedar beda, tapi harus dirawat dan dijaga dengan baik, harus sustainability. Lalu, bisnis harus adaptif tehadap semua perubahan. Kita perlu melakukan investasi ke AI dan manusia sangat penting untuk diintegrasikan. Maka, invest your AI development, Improve your people competence," ujar Noveri.
Komisaris GITS Indonesia Budiman Goh mengungkapkan bahwa AI bukan barang baru, namun masih banyak orang kurang sadar terhadap akselerasi perkembangan AI.
"Kenapa akselerasi AI semakin cepat? Karena Data yang Lebih Banyak dan Berkualitas. Semua corporation pasti mempunyai mimpi untuk AI, dan beradaptasi dengan AI.
Hal Ini merupakan keharusan di dunia bisnis, karena AI bisa untuk marketing, supply chain dan sebagainya.
“Intinya, belajarlah dari AI, dan jangan tertipu Oleh AI," pungkas Budiman.