Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menyatakan, groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek pembangunan MRT Jalur Timur ke Barat Fase 1 tahap 1 Tomang-Medan Satria Bakal dilakukan pada Agustus mendatang.
Tuhiyat bilang, proyek pembangunan MRT jalur Tomang-Medan Satria itu sepanjang 24,5 km. Kemudian, sepanjang 5,9 km untuk arah ke Rorotan yang akan dijadikan sebagai Depo. Sehingga total proyek pembangunan tersebut sepanjang 30 km.
"Insyaallah groundbreaking dilakukan tahun ini, dari Timur ke Barat kita mau di bikin. Kita memang membangun East West ini dari area Jakarta dulu," kata Tuhiyat dalam acara Forum Jurnalis MRT Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Baca juga: 5 Tahun Beroperasi, 102 Juta Orang Naik MRT Jakarta, Indeks Kepuasan Pelanggan Diklaim Meningkat
Selain itu Tuhiyat mengatakan, tahapan untuk merealisasikan pembangunan MRT Jalur Timur-Barat ini sudah cukup panjang. Dia bilang mulai dari basic engineering desain hingga persoalan AMDAL.
"Kemudian paralel ditandatangan Loan Agreement untuk tahap pertama kurang lebih 140 miliar yen atau Rp 14,5 triliun. Target berikutnya adalah dilakukan ground breaking pemerintah menginstruksikan target ground breaking kira-kira di akhir bulan Agustus tahun ini," ujarnya.
Untuk diketahui, pembangunan MRT Jakarta Jalur Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 merupakan bagian dari proyek MRT Jakarta Koridor Timur-Barat (East-West) sepanjang 84 kilometer dari Cikarang, Jawa Barat hingga Balaraja, Banten melewati Jakarta.
Trase koridor tersebut dibagi menjadi dua fase, yaitu fase 1 Kembangan-Medan Satria sepanjang 33,7 kilometer dan fase 2 Balaraja-Kembangan dan Medan Satria-Cikarang dengan total panjang sekitar 50 kilometer.
Pembangunan fase 1 dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap 1 Tomang-Medang Satria sepanjang 24,5 kilometer dan tahap 2 Kembangan-Tomang sepanjang sekitar 9 kilometer.
Adapun mengutip Kompas, Indonesia mendapatkan pinjaman dari Jepang senilai 140,69 miliar yen atau setara Rp 14,5 triliun untuk pembangunan MRT Jakarta Jalur Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 dengan rute Tomang-Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer.
Peresmian pinjaman ini dilakukan dengan penandatanganan pertukaran nota antara Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani pada Senin (13/5/2024).
Baca juga: Rincian Aturan Khusus Berbuka Puasa di MRT, LRT Jabodebek, KRL dan Transjakarta Selama Ramadan
Adapun besaran bunga pinjaman dari Jepang ini sebesar 0,3 persen, termasuk 0,2 persen pertahun untuk konsultan. Sementara tenor cicilannya selama 40 tahun, termasuk masa tenggang (grace period) selama 10 tahun).
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi mengatakan, pemerintah Jepang telah mendukung pembangunan MRT Jakarta jalur Utara-Selatan melalui pinjaman Official Development Assistance (ODA) dan kini akan diperluas pembangunannya ke jalur Timur-Barat.
Dengan semakin panjang jalur yang dilayani MRT Jakarta, maka transportasi umum ini akan diakses oleh lebih banyak orang sehingga diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Dia menyebut, Persyaratan Khusus untuk Kemitraan Ekonomi (STEP) berupa transfer teknologi dan pengetahuan akan diberlakukan untuk proyek ini. Artinya, teknologi Jepang akan digunakan untuk konstruksi terowongan bawah tanah, sarana perkeretaapian, dan sistem sinyal.
"Kami akan bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan penting di Indonesia seperti mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah metropolitan Jakarta, memperbaiki iklim investasi, mengurangi dampak lingkungan dan memerangi perubahan iklim," ujarnya dalam keterangan tertulis.