Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, bibit varietas tebu menjadi biang masalah atas gagalnya proyek swasembada gula di masa lalu.
Hal itu dia sampaikan pada saat meninjau lokasi lahan seluas 2 juta hektar untuk Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Merauke, Papua, Jumat (17/5/2024).
"Setelah saya diskusi dengan teman-teman, ternyata salah satu masalah mendasar adalah pada bibit. Bukan hanya soal arealnya atau lahannya, ternyata soal bibit apa yang cocok (dengan tanah disini)," kata Bahlil dalam keterangannya, dikutip Sabtu (18/5/2024).
Baca juga: 5 Menteri Jokowi yang Diprediksi Tetap Bertahan di Kabinet Prabowo, Tak Ada Nama Bahlil dan Retno
"Program di Merauke ini sudah beberapa kali gagal kan, ada MIFEE (Merauke Integrated Food and Energi Estate). Saya tidak ingin yang ini kemudian mengalami nasib yang sama," imbuhnya.
Selain itu, Bahlil mengapresiasi keseriusan perusahaan pemilik konsesi lahan yang telah membangun pusat penelitian dan pengembangan (R&D) terkait bibit dengan serius.
"Makanya kita lihat kan ini R&D-nya luar biasa sekali. Saya baru lihat, kok mereka kerjanya teliti banget. Kita mau masuk saja ke lab dan pembibitan nya harus buka sepatu, bersihkan tangan dan pakai sanitizer," ucap Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil mengklaim bahwa saat ini sudah ada 2 juta bibit tebu yang akan ditanam di Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan.
Bahlil bilang, bibit tersebut berasal dari Australia juga sebagai tahap awal bagi pemerintah untuk melakukan swasembada gula di tanah air.
Baca juga: Kabar Terbaru Kuasai Freeport, Perpanjang Kontrak Demi 61 Persen Saham, Bahlil: Buka Lapangan Kerja
"Tahap pertama ini sudah masuk ada sekitar 2 juta bibit dari Australia dan kebetulan hara tanahnya itu cocok untuk gula. Jadi sekarang kita lagi dorong dan ini investasinya semuanya investasi dalam negeri," kata Bahlil dalam Konferensi Pers di Kantornya, Senin (29/4/2024).
Untuk diketahui, pada 19 April 2024 lalu Presiden Joko Widodo telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Menteri Bahlil ditunjuk sebagai Ketua Satgas.
Pembentukan Satgas tersebut bertujuan untuk melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan investasi perkebunan terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomassa di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.