Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi berpendapat, Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium yang saat ini naik dari posisi Rp 13.900 per kilogram menjadi Rp 14.900 per kg cukup sulit untuk kembali turun ke harga normal.
Menurut Bayu, HET beras bisa menurun jika pasokan dalam negeri mengalami lonjakan sehingga ketersediaan stok melimpah dan permintaan pasar pun meningkat.
"Ya memang biasanya sulit kalau sudah sekali naik susah turun. Memang kondisinya begitu kecuali ada keadaan yang sangat luar biasa dimana panennya luar biasa banyak, luar biasa besar, maka suplai demand nya kemudian bekerja," kata Bayu saat meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024).
Terlebih lagi, kata Bayu akan terjadi defisit beras sebesar 0,45 juta ton berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bulan Juni ini. Sehingga penurunan HET beras ini akan sulit.
"Tapi kalau pada kondisi sekarang kalau dilihat dari data BPS maupun Bapanas bulan Juni saja sudah defisit lagi, beras kita defisit lagi bulan Juni. Juga akan sulit untuk turun (HET)," ujar Bayu.
Sementara itu, pemerintah sebelumnya telah memperpanjang HET beras premium dari tanggal 10 Maret 2024 hingga 24 April 2024. Namun, kebijakan itu diperpanjang hingga akhir bulan Mei 2024 ini.
Bayu enggan menjelaskan lebih lanjut soal kebijakan itu. Dia mengaku Bulog hanya sebagai pelaksana, kebijakan itu seluruhnya dikelola oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Baca juga: Cegah Inflasi, DPR Minta Pemerintah Segera Kembalikan ke HET Beras Lama
"Silahkan ditanyakan ke Bapanas, Bulog melaksanakan saja. Jadi saya selalu mengatakan Bulog itu menunggu kebijakan untuk meninda