Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pihak Istana melalui Kepala Staf Presiden Moeldoko buka suara soal pemadaman listrik total yang terjadi di Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Menurut Moeldoko, pemerintah akan mengevaluasi masalah tersebut.
"Ya kita evaluasi," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Jumat, (7/6/2024).
Moeldoko membantah bahwa pemerintah membedakan penanganan masalah listrik di Jawa dengan Sumatera.
Baca juga: 90 Persen Pembangkit Listrik Hancur, Eks Menteri Ukraina: Pemadaman Bisa Terjadi Hingga Musim Dingin
Menurut Moeldoko penanganan masalah listrik di Jawa tidak bisa disamakan dengan Sumatera.
Ia mengatakan kapasitas listrik di pulau Jawa lebih besar dibandingkan dengan Sumatera. Sehingga apabila terjadi masalah dapat dengan cepat ditangani.
"Sebenarnya di Jawa ini hanyak kekutaannya kapasitasnya lebih besar sehingga kalau terjadi hambatan disini dari sisi yang lain bisa ditarik. Tapi di Sumatera perlu ada penguatan kapasitas sehingga kalau terjadi sesuatu lagi mencari sumber-sumber mana yang bisa dialirkan kesana. Itu bedanya kalau di Jawa lebih banyak," katanya.
Terkait dengan kurangnya pasokan listrik di sejumlah wilayah terutama Sulawesi dan Kalimantan, Moeldoko meminta PLN lebih flexible terhadap pengembangan listrik ke wilayah wilayah tertentu.
Karena kata Moeldoko ketika sebuah wilayah tumbuh populasi dan industrinya maka kebutuhan akan listrik akan meningkat.
"Tapi memang risikonya kalau sebuah wilayah mengalami pertumbuhan karena investasi akan membangun pabrik dan karena pertumbuhan populasi, risikonya memang harus dipikirkan inline dengan air, listrik dan lain-lain perlu dipikirkan. Sehingga PLN perlu lebih fleksibel sehingga pengembangaan listrik ke wilayah khusus perlu dikembangkan lagi," pungkasnya.