News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosok Prajogo Pangestu Orang Terkaya RI yang Beli 37,8 Juta Saham Anak Usaha Perusahaan Miliknya

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prajogo Pangestu

TRIBUNNEWS.COM -- Ditasbihkan menjadi orang terkaya seantero Nusantara pada 4 Juni 2024 lalu, tidak membuat Prajogo Pengestu puas diri.

Mesin uang pria asal Sambas, Kalimantan Barat itu terus berjalan.

Bahkan terakhir Prajogo mengakuisisi sebanyak 37.848.800 lembar saham PT Barito Renewables Energy (BREN).

Baca juga: Orang Terkaya di Indonesia Prajogo Pangestu Dikabarkan Akan Beli Saham BREN Secara Bertahap

BREN adalah anak usaha dari PT Barito Pacific Tbk, atau perusahaan milik Prajogo.

Langkah ini dianggap sebagai Langkah untuk menambah kepercayaan para investor terhadap anak usaha PT Barito Pacific tersebut agar tidak terkena panic selling.

Langkah ini tentu menjadi strategi untuk terus meningkatkan kepemilikan saham dan penghasilannya di BREN.

Total, kekayaan yang dimiliki oleh Prajogo saat ini telah menembus 49,4 juta dolar AS atau setara Rp 800 triliun. Ia bahkan menempati posisi orang terkaya dunia ke-27.

Pria kelahiran 13 Mei 1944 tersebut tadinya berada di peringkat ke-79 daftar orang kaya di dunia, melesat naik ke urutan ke-27 setelah hartanya mengalami peningkatan sebanyak 16 juta dolar AS (Rp246,7 triliun).

Prajogo adalah anak seorang pedagang karet.

Sebelum terjun ke dunia bisnis, Prajogo dulunya bekerja sebagai sopir angkot.

Prajogo, yang keluarganya hidup pas-pasan, hanya mampu menyelesaikan sekolah hingga tingkat menengah pertama.

Dikutip dari Forbes, kariernya sebagai pengusaha bermula saat ia bergabung dengan perusahaan jual beli kayu, Djajanti Timber Group, milik orang Malaysia, pada akhir 1960-an.

Baca juga: Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes, Hartanya Rp673,9 Triliun

Prajogo kemudian dipercaya menjadi general manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur pada 1976.

Setahun berkarier, Prajogo memutuskan untuk keluar dan memulai bisnisnya dengan membeli CV Pacific Lumber Coy.

Perusahaan itu lantas diganti namanya menjadi Barito Pacific Timber.

Tetapi, Prajogo kembali mengubah nama Barito Pacific Timber menjadi Barito Pacific pada 1993, setelah melakukan diversifikasi ke lini bisnis lain.

Sejak saat itu, bisnis Prajogo merambah ke berbagai bidang.

Di tahun 2007, Prajogo mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia, Chandra Asri.

Empat tahun kemudian, ia menyelesaikan merger dengan Tri Polyta Indonesia untuk menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.

Lalu, pada 2021, Thaioil mengakuisisi 15 persen saham Chandra Asri.

Sebagian besar harta Prajogo berasal dari meroketnya nilai kepemilikan sahamnya di perusahaan produsen energi panas bumi, Barito Renewable Energy - yang juga milik Prajogo.

Saham perusahaan tersebut telah meningkat lima kali lipat sejak didaftarkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2023, dengan lonjakan 25 persen tercatat dalam satu hari pada pekan lalu.

Barito Renewable merupakan induk perusahaan Star Energy Geothermal Group, produsen panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas 886 megawatt.

Star Energy mengoperasikan tiga proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi yang terletak di Jawa Barat.

Perusahaan ini juga memiliki izin untuk melakukan eksplorasi di beberapa bagian Maluku Utara dan Lampung.

Diketahui, Green Era, kantor keluarga Prajogo yang berbasis di Singapura, mengambil alih Star Energy, dengan mengakuisisi sepertiga saham BCPG Thailand senilai 440 juta dolar AS (Rp6,8 triliun), pada tahun lalu.

Sisa sahamnya sudah dipegang oleh Barito Pacific, perusahaan induk yang terdaftar dimana Prajogo memiliki saham mayoritas.

Prajogo juga baru-baru ini mendapatkan keuntungan dari investasinya pada batu bara.

Saham perusahaan pertambangan batu baranya, Petrindo Jaya Kreasi, melonjak 30 kali lipat sejak IPO pada bulan Maret 2023.

Baru-baru ini, pihaknya juga mengakuisisi 100 persen Multi Tambangjaya Utama, tambang batu bara dari Indika Energy.

Prajogo diketahui sudah mempersiapkan generasi penerus untuk menggantikannya.

Anak sulungnya, Agus Salim, bekerja bersamanya sebagai presiden direktur Barito Pacific.

Putrinya, Nancy Pangestu Tabardel, mengelola kantor keluarga serta Green Era, di Singapura.

Sementara, putra bungsu Prajogo, Baritono, menjabat sebagai wakil presiden direktur komersial Chandra Asri.

Selama kariernya sebagai pengusaha, Prajogo pernah dianugerahi Bintang Jasa Utama oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2019 silam. (Seno/Tribunnews/Forbes)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini