Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Unit usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertamina New & Renewable Energy atau Pertamina NRE, menargetkan kapasitas terpasang pengembangan pembangkit Listrik berbasis energi bersih sebesar 6 gigawatt (GW) pada tahun 2029.
Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis mengatakan, target 6 GW tersebut akan dikontribusikan dari gas to power dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.
Adapun jenis energi yang dimaksud bersumber dari geothermal, tenaga surya, dan biogas.
Hingga tahun semester I-2024, kapasitas terpasang pembangkit listrik yang dioperasikan Pertamina sudah mencapai sekitar 2,6 GW.
“Pertamina strategi pertumbuhan ganda, yaitu memperkuat bisnis migas eksisting dan mengembangkan bisnis rendah karbon sebagai penggerak bisnis masa depan,” ujar John Anis dalam keterangannya, dikutip Sabtu (22/6/2024).
Bukan itu saja, Pertamina NRE juga menetapkan sejumlah target lainnya di tahun 2029, antara lain kredit karbon ditargetkan terjual mencapai 19,2 juta ton setara CO2 pada tahun 2029.
September tahun lalu Pertamina NRE berhasil menjadi penjual kredit karbon pertama di perdagangan perdana IDX Carbon dengan volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 800 ribu ton setara CO2.
Pertamina NRE juga menargetkan produksi hidrogen bersih mencapai 7.000 ton per tahun pada tahun 2029 dan bioethanol mencapai 840 ribu kilo liter.
Sedangkan pada bisnis ekosistem baterai dan kendaraan Listrik, Pertamina NRE menargetkan produksi mencapai 51,4 GWh.
Baca juga: Indonesia Baru Manfaatkan 0,3 Persen Potensi Energi Bersih yang Dimiliki
Dengan semua target tersebut, anggaran investasi yang disiapkan mencapai 6,2 miliar dolar AS pada tahun 2029.
Angka ini naik lebih dari delapan kali lipat anggaran investasi tahun ini.
Tahun ini Pertamina NRE fokus dengan beberapa inisiatif prioritas, antara lain pengembangan bisnis bioethanol untuk mendukung peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati di Indonesia yang bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga.
Kemudian, pengembangan area geothermal Lumut Balai 2 sebesar 55 MW, pengembangan bisnis geothermal di luar negeri, bisnis karbon, dan hidrogen untuk bahan bakar kendaraan (hydrogen for mobility).
Baca juga: Tekan Emisi Karbon, PLN Suplai Listrik ke Smelter Ceria Group dari Energi Bersih
Pertamina NRE menunjukkan pertumbuhan bisnis yang cukup baik.
Pada kinerja finansial tahun 2023, Pertamina NRE membukukan peningkatan pendapatan sebesar 6 persen dibandingkan tahun 2022, yaitu menjadi 411,5 juta dolar AS.
Sedangkan EBITDA dan laba bersih berturut-turut mencapai sebesar 331,77 juta dolar AS dan 146,60 juta dolar AS, atau naik sebesar 11 persen dan 24 persen dibandingkan tahun 2022.
“Tantangan yang kami hadapi tidak mudah. Namun kami yakin dengan kolaborasi solid Pertamina NRE serta dukungan semua stakeholder, kami mampu mengawal transisi energi sesuai yang diharapkan,” pungkas John Anis.