News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Boeing di Ujung Tanduk, Kecelakaan Lion Air Jadi Bukti

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Boeing 737 Max 9

TRIBUNNEWS.COM -- Raksasa dirgantara Amerika Serikat, Boeing, kini berada di ujung tanduk.

Pabrik pesawat yang produk-produknya dipakai seantero dunia tersebut diduga melanggar ketentuan penyelesaian tahun 2021 yang melindungi perusahaan tersebut dari tuntutan atas kecelakaan pesawat yang menewaskan 346 orang.

Jumlah korban tersebut adalah kecelakaan pesawat Lion Air dengan pada 29 Oktober 2018 yang menewaskan 189 orang dan Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019 yang menewaskan 157 orang.

Baca juga: 143 Penumpang Insiden Turbulensi Boeing 777-300 Sudah Mendarat di Singapura

Departemen Kehakiman AS (DOJ) dilaporkan sedang mempertimbangkan dakwaan pidana terhadap pabrik tersebut.

Reuters memberitakan bahwa jaksa telah merekomendasikan kepada pejabat senior DOJ agar tuntutan diajukan terhadap Boeing.

Media global tersebut pada Minggu (23/6/2024) mengutip sejumlah sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui pertimbangan DOJ.

Keputusan apakah akan menuntut perusahaan tersebut akan jatuh tempo pada 7 Juli.

DOJ mengklaim dalam pengajuan pengadilan bulan lalu bahwa Boeing telah melanggar perjanjian tahun 2021 atas tuduhan bahwa perusahaan tersebut menipu otoritas penerbangan federal sehubungan dengan kecelakaan fatal pesawat 737 MAX Lion Air dan Ethiopian Airlines.

Berdasarkan penyelesaian tersebut, pembuat pesawat menghindari tuntutan dengan menyetujui untuk membayar denda 2,5 miliar dolar AS dan menerapkan praktik kepatuhan dan etika baru untuk mencegah pelanggaran undang-undang penipuan AS.

Boeing menanggapinya dengan berargumen bahwa mereka telah menghormati ketentuan perjanjian tahun 2021.

Perusahaan tersebut telah mengalami serangkaian insiden keselamatan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk ledakan pada panel pintu pesawat 737 MAX 9 yang dioperasikan oleh Alaska Airlines.

Baca juga: Buntut Insiden Turbulensi Boeing 777-300, Singapore Airlines Terjunkan Tim ke Bangkok

Ketakutan di Alaska terjadi hanya dua hari sebelum penyelesaian DOJ dijadwalkan berakhir. Jaksa sebelumnya setuju untuk meminta pembatalan resmi atas tuduhan penipuan yang ditangguhkan selama Boeing mematuhi persyaratan kesepakatan selama periode tiga tahun.

Terlepas dari masalah kepatuhan hukum, Boeing dilaporkan gagal dalam audit keselamatan federal terhadap proses manufakturnya setelah ledakan pintu di udara.

The New York Times melaporkan pada bulan Maret bahwa penyelidik Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menemukan lusinan kekurangan dalam pengendalian kualitas, termasuk penggunaan sabun cuci piring dan kartu kunci hotel sebagai peralatan darurat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini