Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati mengonfirmasi adanya kebocoran data di internal Kementerian Perhubungan yang terjadi pada 6 Juni 2024 oleh serangan ransomcare.
Namun dia menegaskan bahwa data yang bocor tersebut merupakan data yang sudah lama.
"Data yang diduga mengalami kebocoran adalah data-data lama yang sudah tidak update sehingga diduga pelanggaran dimaksud terjadi di masa lalu," kata Adita saat dihubungi Tribunnews, Rabu (26/6/2024).
Adita menyatakan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Pusdatin Kemenhub ditemukan struktur dan konten data yang mengalami kebocoran itu berbeda dengan data yang terdapat dalam Database pada Data Center Kementerian Perhubungan.
Meski begitu, Adita menyatakan kementeriannya tetap melakukan proses forensik sebagai upaya mitigasi untuk memperkuat keamanan siber dengan menyusun Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE).
"Menyusun Kebijakan Satu Data Transportasi agar terwujud Tata Kelola Data dan Informasi di sektor transportasi, bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi Infrastruktur Informasi Vital untuk lebih lanjut ditingkatkan agar memenuhi standar perlindungan keamanan sistem, dan segera memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) dan Disaster Recovery Center (DRC)," ungkap Adita.
Data-data sensitif Kementerian Perhubungan diduga juga bocor oleh serangan ransomware dan dijual di situs dark web seharga mulai dari 1.000 hingga 7.000 dolar AS.
Informasi ini viral di media sosial X dan diunggah akun @MurtadhaOne1.
Berdasarkan dokumen yang diunggah akun @MurtadhaOne1 tertulis tanggal 6-6-2024. Akun yang tertera bernama MoonzHaxor. Diketahui akun itu sudah bergabung sejak 2023 silam.
Baca juga: Data Kemenhub dan Inafis Juga Diduga Ikut Bocor, Dijual 1.000 Sampai 7 Ribu Dolar AS di Dark Web
Akun tersebut menulis, 'Kementerian Perhubungan Republik Indonesia adalah suatu kementerian dalam pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan perhubungan, dipimpin oleh seorang Menteri Perhubungan yang sejak tanggal 27 Juli 2016 dijabat oleh Budi Karya Sumadi'.
"Data BAIS, INAFIS dan Kemenhub Dijual di Dark Web, Harganya 1.000 – 7.000 Dolar AS. Ternyata keamanan siber bangsa ini memang lemah meski sudah punya lembaga bernama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," tulis akun @MurtadhaOne1 dikutip Selasa (25/6/2024).
Baca juga: Kominfo Janji Percepat Pemulihan Pusat Data Nasional 2 Pasca Serangan Ransomware
Sedangkan akun @FalconFeedsio menjelaskan, terjadi pelanggaran data dari badan intelijen Indonesia yang mencakup file sampel lengkap hingga tersedia untuk dijual.
Dia juga menyebut, pelanggaran data ini terjadi kedua kalinya setelah tahun 2021 lalu. Namun bedanya, data internal badan intelijen negara disusupi oleh kelompok Tiongkok.
"MoonzHaxor, salah satu anggota terkemuka BreachForums, telah mengunggah file dari Badan Intelijen Strategis (Badan Intelijen Strategis Militer Indonesia)," tulis dia.