News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenko Perekonomian dan ERIA Perkuat Aliansi untuk Masa Depan Ekonomi Digital ASEAN

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Presiden ERIA Tetsuya Watanabe usai penandatanganan Nota Kesepahaman di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (30/07/2024).

Laporan Wartawan Magang Ameyliarti Bunga Lestari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian)Republik Indonesia resmi menandatangani Nota Kesepahaman dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Acara yang berlangsung di Gedung Ali Wardhana Jakarta Pusat, Selasa (30/07/2024)

Hal ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi internasional, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi digital dan semikonduktor di kawasan ASEAN.

Penandatanganan dilakukan oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian, Ferry Ardiyanto, dan Chief Operating Officer ERIA, Toru Furuichi.

Baca juga: Airlangga Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Stabilitas Kawasan dengan Sekjen LDP Jepang

Nota Kesepahaman ini disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe.

"Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan global," kata Menko Airlangga.

ERIA, yang dikenal sebagai salah satu think tank terkemuka di kawasan Asia, berperan sebagai mitra pengetahuan bagi pengembangan kebijakan negara-negara ASEAN.

Dalam kolaborasi ini, Kemenko Perekonomian akan berfokus pada aksesi Indonesia ke dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

"Kami berharap kerja sama ini dapat mempercepat proses aksesi Indonesia ke OECD. Dukungan dari ERIA akan sangat penting dalam mencapai target ini dalam tiga tahun," jelas Menko Airlangga.

Kerja sama ini juga mencakup proyek bersama, publikasi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta dukungan terhadap pengembangan industri berbasis baterai dan kendaraan generasi mendatang.

ERIA akan fokus pada kajian strategis bertema Future-Ready ASEAN, termasuk rantai pasok semikonduktor. Diproyeksikan bahwa Asia Tenggara akan memiliki 10 persen pangsa pasar global untuk perakitan dan pengujian semikonduktor pada tahun 2027, dengan pendapatan di pasar semikonduktor Indonesia diperkirakan mencapai 2,9 miliar dolar AS pada tahun 2029.

Baca juga: Potensi Ekonomi di Ekosistem Haji dan Umroh Mencapai Rp70 Triliun

"Indonesia harus mempersiapkan ekosistemnya dengan matang," tambah Menko Airlangga.

Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe, menyatakan komitmennya untuk mendukung Indonesia dalam berbagai isu internasional.

"Kami akan mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan ekspor, pengembangan industri otomotif, ekonomi digital, dan semikonduktor," ujarnya.

Hal ini sejalan dengan inisiatif ERIA dalam membangun ERIA Digital Innovation and Sustainable Economy Centre (E-DISC) untuk mendukung transformasi digital di ASEAN.

Dukungan ERIA juga mencakup riset dan kebijakan terkait ekonomi digital, termasuk kontribusi terhadap Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030.

"Inisiatif ini akan membantu Indonesia memimpin di bidang ekonomi digital di kawasan," tambah Watanabe.

Turut hadir dalam acara ini Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Netty Muharni, serta jajaran petinggi ERIA.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional dan memberikan manfaat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi regional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini