Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Head of Macroeconomic and Financial Market Research, Bank Permata Faisal Rachman berpendapat, nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan jika kondisi ekonomi global membaik.
Per hari ini Kamis (8/8/2024), mata uang garuda berhasil menembus level Rp15.988 per dolar AS, menguat 0,29 persen atau naik 47 poin dari perdagangan sebelumnya. Indeks dolar AS terpantau turun 0,9 persen ke level 103,09.
"Jadi memang saat ini rupiah sudah di bawah Rp16.000 dan apakah ke depannya bisa, penguatannya bisa terus berlanjut? Bisa saja jika memang kondisi globalnya itu terus membaik," kata Faisal dalam acara PermataBank Virtual Media Briefing - PIER Economic Review: Mid-Year 2024, Kamis.
Menurut Faisal, ada dua faktor yang memengaruhi penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pertama, faktor dari fundamental ekonomi Indonesia, kedua yakni pengaruh dari global.
Dia bilang, ekonomi Indonesia dinilai resilien karena fundamental ekonominya sudah membaik, tergambar dari pertumbuhan ekonomi di Semester I tahun 2024 mencapai 5,08 persen.
"Ekonomi growth kita masih mampu tumbuh 5 persen. Inflasi kita terjaga rendah ya jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Nah sekarang tinggal tunggu saja dari globalnya" tutur Faisal.
Faisal menyebut, penguatan rupiah berpeluang berlanjut bahkan bisa berpotensi di level Rp 15,800 dengan catatan konsisi global yang membaik.
Baca juga: Dolar AS Ambruk Mendekati Rp16.000, Ini Biang Keroknya
"Kalau globalnya terus membaik kondisinya sangat favorable untuk market risk on maka itu pasti akan mengundang inflow ke dalam negeri. Karena outlook kita itu sudah dikonfirmasi juga oleh beberapa lembaga rating itu kita punya outlook yang positif ya," jelasnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, penguatan rupiah pada hari ini didorong oleh ekpektasi pasar terhadap penurunan suku bungan oleh Federal Reserve.
“Sehingga ada ekspektasi juga bahwa riskier aset termasuk aset-aset denominasi rupiah ini pun juga menjadi salah satu pilihan dari investor global," ungkapnya.
Baca juga: IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Perkasa di Posisi Rp15.988 Per Dolar AS
Selain itu, dia memprediksi bahwa hingga akhir tahun ini nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 15.800 hingga Rp 16.100 per dolar AS. Hal ini didorong oleh fundamental dan sentimen ekonomi global yang terkendali.
"(Peluang) untuk akhir tahun ini rupiah akan berkisar Rp15.800 sampai dengan Rp16.100 (per dolar AS)," papar dia.