Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed memberikan sinyal akan memangkas suku bunga pada bulan September mendatang.
Proyeksi ini diungkap dua pejabat Federal Reserve, dalam laporannya para anonim ini mengungkap rencana The Fed yang akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen atau sekitar 50 bps pada pertemuan tanggal 17-18 September, menandai langkah pertama dalam siklus kebijakan di tahun ini.
Hal senada juga dilontarkan gubernur Federal Reserve Bank of St. Louis, Alberto Musalem, yang menyatakan bahwa saat ini sudah waktunya bagi bank sentral AS The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Proyeksi ini diungkap lantaran saat ini inflasi AS kini telah kembali ke jalur menuju target The Fed sebesar 2 persen, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja inflasi inti AS untuk bulan keempat secara tahunan mengalami penurunan terus-menerus.
Kondisi tersebut didukung dengan adanya pemulihan pasar tenaga kerja yang tidak lagi menimbulkan risiko bagi inflasi. Alasan itu yang membuat para pejabat FED optimis bahwa mereka bisa memangkas suku bunga AS pada pertemuan mendatang.
"Pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan mencapai sekitar 1,5 persen hingga 2 persen untuk sisa tahun ini. Saya tidak melihat kita jatuh ke dalam resesi selama beberapa kuartal ke depan," Musalem dalam pidatonya di Louisville, Kentucky, sebagaimana dikutip dari Bloomberg.
“Waktunya mungkin semakin dekat ketika penyesuaian terhadap kebijakan yang cukup restriktif mungkin terasa tepat menjelang pertemuan mendatang,” imbuhnya.
Saham Wall Street Melejit
Pasca The Fed memberikan sinyal terkait adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga, saham -saham di bursa Wall Street langsung memberikan respon positif selama perdagangan 24 jam terakhir.
Dikutip dari CNBC internasional, Dow Jones Industrial Average dilaporkan melonjak 554 poin (1,39 persen) ditutup di 40.563,06.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Perkasa Dipengaruhi Isyarat Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Sementara S&P 500 ditutup melesat 1,61 persen menjadi 5.543,22, mencatat kenaikan enam hari berturut-turut meningkat sekitar 8 persen dari titik terendah intraday pada 5 Agustus lalu. Diikuti pergerakan saham Nasdaq Composite yang melejit 2,34 persen menjadi 17.594,50.
Mengekor Wall street, sejumlah bursa Asia-Pasifik juga turut menguat diantaranya seperti indeks saham Nikkei 225 Jepang melonjak 2,26 persen, memimpin kenaikan bursa saham di Asia.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Melemah Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed
Kemudian diikuti kenaikan indeks Topix yang melonjak 2,08 persen, kemudian ada Kospi Korea Selatan yang melesat 2 persen lebih tinggi, sementara indeks saham Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 1,53 persen.