Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Mata uang won hingga indeks pasar saham kospi Korea Selatan (Korsel) naik ke level tertinggi setelah Presiden Yoon Suk Yeol resmi dimakzulkan.
Mengutip data dari CNBC International, mata uang won Korea yang saat ini diawasi ketat oleh para pedagang menguat sebanyak 0,5 persen menjadi 1.428,20 per dolar AS di perdagangan Senin (16/12/2024).
Melonjak tajam bila dibandingkan dengan nilai won saat krisis politik mengguncang Korsel. Dimana saat itu won terdepresiasi sebesar 2,11 persen, menyentuh angka KRW1.424,14 per dolar AS pada 6 Desember 2024.
Tak hanya won yang mencatatkan lonjakan, mayoritas saham indeks acuan Kospi melonjak sebanyak 0,9 persen pada awal perdagangan. Indeks tersebut telah memulihkan sebagian besar kerugian yang diderita Yoon yang gagal memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024.
Baca juga: Profil Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan yang Dimakzulkan, Sempat Umumkan Darurat Militer
Adapun daftar saham yang melonjak di perdagangan hari ini diantaranya Indeks Samsung Electronics naik 0,36 persen, disusul SK Hynix naik 1,77 persen.
Sementara itu saham-saham berkapitalisasi besar lainnya beragam, seperti LG Energy Solution bergerak datar, tetapi Samsung SDI naik 1,34 persen, sementara Celltrion naik 0,83 persen. dan Naver melesat 1,19 persen.
Pergerakan positif itu terjadi setelah para anggota parlemen Korea Selatan memutuskan untuk mencopot Presiden Yoon Suk Yeol dari jabatannya sebagai presiden Korsel pada Sabtu (14/12/2024).
Mengutip Al Jazeera, dari 300 anggota parlemen, 204 anggota memilih untuk memakzulkan presiden atas tuduhan pemberontakan sementara 85 anggota parlemen memilih menolak dan tiga anggota memilih abstain, dengan delapan suara dibatalkan.
Atas putusan parlemen ini, Yoon kini resmi dimakzulkan dari jabatannya, dengan dalih pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol dilakukan untuk meringankan "penderitaan rakyat" setelah dekrit darurat militernya yang berlaku singkat.
“Kenaikan luas di pasar Korea pada hari Senin menunjukkan kelegaan di antara investor karena drama politik baru-baru ini di negara itu hampir berakhir,” kata Park Jinho, kepala investasi ekuitas di NH-Amundi Asset Management Co.
“Kendati won dan indeks saham Korsel sedang mengalami lonjakan, namun investor dan analis memperingatkan bahwa ada kekhawatiran jangka panjang yang telah menjangkiti aset Korea tahun ini termasuk ketakutan tentang ancaman tarif Donald Trump yang hingga kini masih cenderung membebani sentiment,” imbuhnya.
PM Korsel Maju Jadi Presiden Sementara
Pasca Yoon Suk Yeol dimakzulkan, Perdana Menteri Han Duck-soo otomatis akan mengambil alih tugas Yoon sebagai presiden sementara.
Dalam keterangan resminya PM Han Duck-soo berjanji akan berusaha keras menstabilkan situasi politik usai drama darurat militer Presiden Yoon Suk Yeol.
Dia meminta semua pihak dan elemen masyarakat di Korsel untuk bekerja sama membangun stabilitas negara. Sementara itu, Bank of Korea menyatakan bahwa mereka akan menggunakan semua instrumen kebijakan yang tersedia bersama dengan pemerintah untuk merespons dan mencegah eskalasi volatilitas di pasar keuangan dan pasar valuta asing.
"Bank Korea bermaksud untuk menggunakan semua instrumen kebijakan yang tersedia, bersama dengan pemerintah, untuk menanggapi dan mencegah eskalasi volatilitas di pasar keuangan dan valuta asing," kata BOK dikutip dari Bloomberg.