News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Emas Dunia Anjlok ke Level Terendah Efek Wait and See Pasar Jelang Rilis Ketenagakerjaan AS

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pramuniaga menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di Galeri 24 Pegadaian

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga emas dunia di perdagangan pasar global terjun bebas ke level terendah dalam seminggu terakhir, menanti petunjuk jelang perilisan data ketenagakerjaan AS.

Mengutip data CNBC International, harga emas dunia di pasar spot turun sebesar 0,4 persen menjadi 2.489,00 dolar AS per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS anjlok 0,3 persen ke level 2.520,40 dolar AS per ons pada Rabu (4/9/2024).

Melanjutnya penurunan harga emas yang sudah turun selama 3 hari beruntun, hingga nilai emas terpangkas 1 persen. Sementara dalam seminggu terakhir, harga emas turun 1,23 persen secara point-to-point.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 30 Agustus 2024: Naik Tipis, Jadi Rp1.413.000 per Gram

Pergerakan negatif ini terjadi imbas sikap Pelaku pasar yang sedang memasang mode wait and see, menunggu perilisan data ketenagakerjaan AS yang akan mempengaruhi arah kebijakan moneter The Fed.

Selama Agustus, AS diperkirakan bisa mencetak 160.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll). Jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 114.000. Sementara tingkat pengangguran di bulan Agustus diproyeksikan terpangkas jadi 4,2 persen. Sedikit turun dibandingkan Juli yang mencapai 4,3 persen.

Meski masih prediksi, namun data ketenagakerjaan tersebut memberikan harapan akan adanya soft landing, dengan begitu kemungkinan besar The Fed tidak akan terlampau agresif dalam menurunkan suku bunga acuan.

“Kita masih berada di sekitar level tertinggi beberapa bulan terakhir, kita masih berada di level yang tinggi, tetapi saya pikir pada titik ini kita hanya perlu melihat lebih banyak data ekonomi yang akan keluar minggu ini,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Sejauh ini pasar memperkirakan peluang 63 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) saat Fed bertemu pada tanggal 17 dan 18 September, serta peluang sebesar 37 persen untuk pemangkasan sebesar 50 bps, sebagaimana ditunjukkan oleh alat CME FedWatch.

“Jika laporan pekerjaan AS secara signifikan lebih lemah, spekulasi tentang resesi AS dan pemotongan suku bunga yang lebih cepat akan muncul kembali, yang selanjutnya mendukung emas,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 29 Agustus 2024: Kembali Naik, Jadi Rp1.412.000 per Gram

Meski harga emas mengalami kenaikan, namun hal tersebut tak lantas membuat popularitas aset ini memudar. Goldman Sachs menilai emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Oleh karenanya memegang emas akan lebih menguntungkan kala suku bunga turun.

“Emas tetap menjadi lindung nilai pilihan kami terhadap risiko geopolitik dan keuangan, dengan dukungan tambahan dari pemangkasan suku bunga Fed yang akan segera terjadi dan pembelian berkelanjutan oleh bank sentral pasar berkembang. Kami membuka rekomendasi perdagangan emas jangka panjang,” kata Goldman Sachs.

Terpisah selain harga emas,sejumlah komoditas lainnya ikut terseret anjlok pada perdagangan hari ini seperti harga perak juga dilaporkan turun 2,7 persen menjadi 27,74 dolar AS per ons. Harga platinum turun 2,8 persen menjadi 904,00 dolar AS per ons, diikuti dengan penurunan harga palladium yang anjlok lebih dari 4 persen menjadi 933,75 dolar AS per ons.

Berbanding terbalik dengan yang lainnya, sejak Rabu pagi harga emas Antam justru dibanderol Rp 1.406.000/gram. Naik Rp 2.000 dibandingkan hari sebelumnya. Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam ada di Rp 1.254.000/gram. Bertambah Rp 3.000 dari posisi kemarin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini