Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR Sudin menyoroti anggaran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP Jagung senilai Rp 535 miliar yang diajukan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke DPR.
Sudin mempertanyakan anggaran tersebut, lantaran menurut Kementerian Pertanian (Kementan) pasokan jagung di Indonesia mengalami surplus.
"Program Kementan katanya surplus sekian puluh juta jagung, ini kalau disubsidi lagi kan lucu. Ini buang buang uang negara. terkecuali ongkos angkut mungkin untuk subsidi masih logika, tapi pengawasannya bagaimana?" ujar Sudin dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR dengan Bapanas dan Bulog di DPR, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Merespon hal tersebut, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi berujar, bantuan tersebut merupakan subsidi untuk peternak layer atau broiler dapat membeli pakan ayam dengan harga terjangkau.
Nantinya, lanjut dia, bantuan digelontorkan untuk menekan harga jagung yang tinggi di pasar sekaligus stabilisasi pasokan jagung. Sebab, Adi mengatakan, untuk layer lebih dari 50 persen memang bergantung dari jagung.
"Seperti yang sedang kita kerjakan dengan teman-teman peternak, termasuk di Blitar, Lampung karena di sana sumber kita untuk unggas kami berikan bantuan di sana," tutur Arief.
Selain itu, kata Arief, nantinya bantuan akan digelontorkan ketika harga jagung tingkat petani mengalami kenaikan. Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu sempat menembus Rp 8.000/kg, padahal peternak hanya mampu membeli pada kisaran Rp 5.500-6.000 per kg.
Baca juga: Harga Beras SPHP Naik Mulai Awal Mei, Termurah Rp 12.500 Per Kg
Arief berujar, terdapat harga acuan untuk ayam dan telur, sehingga anggaran SPHP memang diperlukan untuk jagung. Hal yang sama juga diperlukan pada kedelai. "Saat harga di sumber utamanya luar negeri kedelai itu tinggi, maka akan diberikan subsidi," ucap Arief.