Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, susu ikan dapat diproduksi dalam jumlah besar untuk bahan pangan alternatif di program Makan Bergizi Gratis yang akan dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Awalnya, ia menjelaskan bahwa susu ikan dibuat dari ekstrak protein ikan, yang dikenal sebagai hidrolisat ikan karena melalui proses hidrolisis.
"Nah ini bisa diolah salah satunya menjadi susu dengan kadar gizi yang sama," kata Teten ketika ditemui di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
Menurutnya, produksi susu ikan dapat dilakukan dalam jumlah besar karena ikan sebagai bahan dasar bisa didapatkan dengan harga murah.
Selain itu, teknologi untuk memproduksi susu ikan ditemukan oleh orang Indonesia. Maka dari itu, Teten menilai bahwa produksi susu ikan dapat dilakukan dalam skala besar.
"Ini ikannya banyak kan, ikan-ikan yang murah lah, ikan yang biasa dibikin asin ini kan bisa kita ekstrak. Ini teknologinya juga si penemunya adalah orang lokal, jadi ini kita bisa bikin banyak," ujar Teten.
Pada Agustus 2023 lalu, Teten pernah menghadiri acara peluncurkan produksi susu ikan pertama di Indonesia.
Susu ikan tersebut merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia.
Produksi susu ikan itu disebut sebagai bagian dari perkuatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.
Baca juga: Jadi Alternatif Dalam Program Makan Bergizi Gratis, Menteri Teten Sebut Susu Ikan Mudah Dicerna
"Ini sesuai dengan program hilirisasi yang melibatkan pelaku koperasi dan UKM, khususnya sektor perikanan, yang sudah digulirkan pemerintah," kata Teten dalam acara Talkshow (Protein Talk) Merdeka Protein dan Peluncuran Susu Ikan, di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (15/8/2023).
Teten menyebut bahwa susu ikan ini merupakan 100 persen produk asli Indonesia karena mampu menguasai sektor hulu hingga hilir.
"Bahan baku ikan tersedia di pasar lokal, inovasi teknologi buatan sendiri, hingga riset dan penelitian sudah dilakukan sendiri," ucap Teten.
Baca juga: Ini Jenis-jenis Ikan yang Bisa Diolah Menjadi Susu Ikan
Langkah hilirisasi ini dinilai bisa juga menjadi substitusi protein hewani dari sapi dan kambing.
"Dari mulai ikan segar, produk olahan ikan, dan susu ikan, bisa menjadi substitusi kebutuhan susu nasional yang selama ini masih didominasi produk impor," ujar Teten.
Respons Gerindra Soal Susu Ikan
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad merespons soal adanya alternatif pengganti susu sapi menjadi susu ikan di program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran.
Alternatif itu menuai kritik dan pro kontra termasuk dari pada ahli gizi.
Menanggapi hal itu, Dasco menyebut sejatinya munculnya alternatif itu karena adanya aspirasi juga dari masyarakat. Akan tetapi, sejauh ini susu ikan tersebut masih akan disimulasikan dan belum final.
"Jadi begini alternatif-alternatif itu adalah aspirasi juga dari masyarakat ataupun juga kemudian hasil simulasi yang ada dan belum final," kata Dasco saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Atas hal itu, sejatinya di dalam internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) termasuk Prabowo-Gibran belum memutuskan soal pembahasan susu alternatif tersebut.
Kata dia, pada saatnya nanti, jika formulasinya sudah tepat, maka akan diumumkan langsung kepada publik.
"Dan sehingga kita akan umumkan ke publik mengenai masalah pengganti susu makan bergizi itu pada saatnya nanti," kata dia.
"Jadi kalau sekarang ya itu kita anggap sebagai aspirasi ataupun kemudian langsung simulasi," tandas Dasco.
Opsi Susu Ikan sedang Dikaji
Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, mengakui pihaknya sedang mengkaji opsi susu ikan menjadi menu program makan bergizi gratis. Nantinya, susu ikan akan menjadi pengganti susu sapi.
"Ada penawaran tentang susu ikan itu. Dan saya kira secara gizi, tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan susu sapi," kata Abdullah dalam acara soft launching Muda Menyala di TKN Fanta HQ, Menteng, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Abdullah menjelaskan susu ikan memang memiliki banyak keuntungan sama halnya dengan susu sapi. Sebab, Indonesia memang sudah banyak menghasilkan susu ikan selama ini.
"Susu ikan mempunyai keuntungan, karena kita negara yang menghasilkan ikan yang cukup banyak," jelasnya.
Lebih lanjut, Abdullah mengatakan salah satu yang menjadi alasan susu ikan sedang digodok karena Indonesia masih terus menerus impor susu sapi. Karenanya, hal itu dikhawatirkan akan semakin memberatkan Indonesia.
"Susu sapi kita masih impor hampir 75 persen. Karena itu saya kira untuk sementara bisa dimungkinkan untuk diganti dengan susu ikan atau seperti yang sering dikatakan oleh Pak Prabowo diganti dengan telur," pungkasnya.