Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menekankan pentingnya meningkatkan pengawasan faktor eksternal dalam dua peristiwa kecelakaan Kereta Api (KA) dalam sepekan terakhir.
Hal tersebut merespon, peristiwa empat orang warga Kabupaten Karawang meninggal karena tertabrak Kereta Api Fajar Utama jurusan Pasar Senen-Solo pada Minggu (22/09) pagi. Sedangkan, hari ini, Rabu (25/9/2024), terjadi kecelakaan KA 70 (KA Taksaka relasi Stasiun Gambir - Yogyakarta) tertemper truk molen.
Menurut Yayat, perjalanan KA sudah diatur dan dilindungi Undang-Undang. Namun, persoalan lebih banyak datang dari masalah lingkungan dan kesadaran masyarakat.
Baca juga: Tabrakan KA Taksaka dan Truk Molen, KAI: Masinis dan Asitennya Cidera, Perjalanan Sudah Normal Lagi
"Sistem operasional keselamatan sudah dijalankan sepenuhnya oleh KAI. Tapi faktor eksternal lebih besar sebagai penyebab masalahnya," kata Yayat saat dihubungi Tribunnews, Rabu (25/9/2024).
Karena itu, perlu sinergi kebijakan yang tidak hanya berhenti diwacana antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Dalam Negri untuk memperkuat kebijakan agar implementasi pengawasan dan keselamatan perjalanan di daerah bisa sepenuhnya diprogramkan dengan anggaran yang cukup
"Pengawasan di lapangan menghadapi tantangan tersendiri, karena faktor kesadaran masyarakat dan minimnya anggaran untuk perlintasan sebidang," tutur Yayat.
Yayat menekankan, pemerintah telah menetapkan target agar jumlah kecelakaan menurun. Namun, jika anggaran terbatas dan kewenangannya tidak dijalankan di daerah, maka potensi kecelakaan akan tetap terjadi. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakaat akan pentingnya tertib berlalu lintas juga perlu dilakukan.
"Kalau masyarakat diperkotaan sudah cukup baik, tapi di wilayah pedesaan atau kawasan yang sepi di daerah itu sangat minim pengetahuan dan kemampuan teknis dalam pengamanan jalur Kereta Api," imbuh Yayat.