News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sanksi Ekonomi Tak Mempan: 2,25 Miliar Liter Minyak Rusia Dikirim Langsung ke Uni Eropa Sejak Juli

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kapal minyak Yunani

TRIBUNNEWS.COM -- Meski mendapatkan sanksi ekonomi dari negara-negara Uni Eropa, Rusiabisa dengan mudahnya mengirimkan minyak bumi ke negara-negara di benua biru tersebut.

Bahkan minyak tersebut dikirimkan secara langsung dari wilayah Rusia menuju pelabuhan-pelabuhan di Eropa tanpa takut melanggar sanksi Uni Eropa.

Pada kenyataannya, meski menetapkan sanksi ekonomi dan tak mau bekerja sama dengan Rusia, namun karena sangat membutuhkan energi, maka negara-negara itu tetap mendatangkan migas asal Rusia.

Baca juga: Dinilai Ancam Keamanan Nasional, AS Larang Teknologi Mobil Otonom Cina-Rusia

Media Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung, mengutip data dari Greenpeace mengungkapkan bahwa pengiriman minyak Rusia tersebut dilakukan oleh kapal-kapal super jumbo milik perusahaan pelayaran asal Yunani.

Media tersebut mengidetifikasi bahwa sejak Juli 2024 lalu telah ada 15 kapal tanker Yunani yang mengirimkan secara langsung minyak dari dua pelabuhan di Laut Baltik Rusia yaitu Primorsk dan Ust-Luga. 

Pengiriman juga dilakukan dari Laut Hitam yaitu di pelabuhan Novorossiysk.

Kapal-kapal tanker tersebut berukuran sangat besar yang panjangnya sekitar 250 meter, dapat membawa lebih dari 150 juta liter minyak mentah. Sehingga jika dihitung, paling tidak 2,25 miliar liter minyak telah dikirimkan ke Uni Eropa.

Kapal-kapal dari Yunani tersebut diyakini menjadi bagian dari armada bayangan Rusia. Media Jerman tersebut pun menuding Yunani telah membantu Rusia menghindari sanksi.

Baca juga: Putin Sangat Takut, Kata Zelensky Yakini Perang Rusia vs Ukraina Sebentar Lagi Berakhir

Bukan hanya Yunani, beberapa negara juga dikabarkan memanfaatkan sanksi tersebut untuk berbisnis minyak asal Rusia untuk dipasok ke Eropa.

Dua diantaranya adalah Arab Saudi dan Turki yang sebelumnya dituding mengirimkan migas Rusia ke Eropa. Namun mereka tidak mengirimkannya secara langsung.

Negara-negara itu mendapatkan keuntungan besar, karena mendapatkan migas dari Rusia dengan harga diskon dan kemudian menjual dengan harga mahal ke Eropa yang sangat membutuhkan untuk energi mereka.

Terus Kerja Sama dengan Rusia

Pada kenyataannya, sebagian besar perusahaan asal Uni Eropa diam-diam tetap berbisnis dengan Rusia.

Hal ini diutarakan oleh Menteri Luar Negerti Hongaria Peter Szijjarto.

Szijjarto mengatakan sanksi UE tidak menghalangi perusahaan-perusahaan asal benua biru tersebut bertransaksi dengan perusahaan-perusahaan asal Rusia.

"Di sini saya ingin mengecewakan para idealis, karena situasinya adalah semua orang di Eropa melakukan ini (berbisnis dengan Rusia)," kata Szijjarto di Budapest, akhir pekan lalu.

Menlu Hongaria juga menyindir para pendukung Ukraina tersebut yang pura-pura tak butuh. Secara resmi mereka tak mau bersahabat, tetapi tetap membutuhkan pasokan energi dari Rusia.

Pipa Gazprom di Distrik Lensk, Rusia. (Andrey Rudakov?Bloomberg)

"Perbedaan antara kami dan yang lain secara umum adalah bahwa kami berbicara dengan jujur ​​dan terbuka tentang masalah ini. Semua Eropa berbisnis dengan Rusia, tetapi beberapa menyangkal ini; kami tidak membutuhkan itu," ujarnya.

Sejak awal, meski menjadi anggota NATO yang sangat mendukung Ukraina, namun Hongaria memilih untuk menjadi negara netral.

Ia mengatakan negaranya tidak setuju dengan sanksi ekonomi kepada Rusia, meski menghormati sikap UE. 

Hongaria biasanya memveto proposal UE tertentu jika mereka secara serius merugikan kepentingan nasional, katanya, menambahkan bahwa mengembangkan kerja sama ekonomi dengan Rusia adalah salah satu kepentingan tersebut.

Sanksi UE pada Moskow dimulai sejak 2014 kemudian bertambah pada 2022 seiring invasi Rusia ke Ukraina. Hukuman UE dilakukan ke Rusia menyasar sektor bernilai tinggi termasuk energi, keuangan, dan perdagangan.

Hongaria selalu membela Moskow atas pendekatan hukuman hingga UE banyak mengalami kesulitan dalam membuat pembatasan baru terhadap Rusia.

Pada bulan Juni, data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pendapatan anggaran Rusia dari minyak dan gas melonjak sebesar 73,5 persen pada bulan Januari-Mei tahun ini, dibandingkan dengan lima bulan pertama tahun 2023.

AS Tingkatkan Sanksi

Sementara itu Amerika Serikat dikabarkan akan meningkatkan sanksi ke Rusia.

Wakil penasihat keamanan nasional untuk ekonomi internasional, Daleep Singh, sanksi terhadap perdagangan minyak Rusia dapat diperketat karena penjualan minyak mentah masih menjadi sumber pendapatan utama bagi Moskow.

"Saya pikir kita semakin dekat ke titik di mana kita dapat berbicara tentang rezim yang jauh lebih ketat," kata Singh dalam sebuah wawancara dengan Carnegie Endowment.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini