Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan program paket wisata 3B yakni Banyuwangi-Bali Barat dan Bali Utara.
Dengan adanya program tersebut dapat memperkaya pilihan tujuan berwisata wisatawan. Selain itu, program tersebut diharapkan dapat mengurangi kepadatan wisatawan di wilayah Bali Selatan.
Sandiaga mengungkapkan, program ini merupakan hasil kolaborasi Kemenparekraf dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banyuwangi, Pemda Kabupaten Jembrana, dan Pemda Kabupaten Buleleng.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Butuh Konsistensi Peningkatan Kualitas SDM
"Kita menuntaskan realisasi redistribusi beban pariwisata dari Bali Selatan ke Bali Utara dan Bali Barat melalui pintu Banyuwangi," papar Sandiaga dalam keterangannya, dikutip Kamis (26/9/2024).
"Kabupaten Banyuwangi sendiri dikenal sebagai gerbang dari Pulau Jawa, sunrise of Java," sambungnya.
Sandiaga melanjutkan, paket wisata 3B merupakan hasil pendampingan dan kurasi dari Kemenparekraf dan Dinas Pariwisata setempat untuk kemudian ditindaklanjuti dengan amplifikasi paket wisata pada microsite 'Indonesia Travel' dan media sosial.
Selain paket yang ada di microsite, para online travel agent juga membuat paket serupa untuk membantu pemerintah menyebarkan wisatawan nusantara agar tidak hanya terpusat di Bali Selatan saja.
Adapun paket wisata yang ditawarkan meliputi seluruh daya tarik yang ada di masing-masing daerah.
Mulai dari alam, budaya, buatan, desa wisata, dan lainnya. Seperti Desa Wisata Tembok, Desa Wisata Les, Lovina, hingga Pemuteran di Bali Utara.
Di Kabupaten Jembrana ada taman nasional Bali Barat dengan daya tarik burung Jalak Bali. Sementara di Banyuwangi terdapat banyak destinasi seperti Desa Wisata Kemiren, G-Land, Alas Purwo, serta yang tidak kalah menarik adalah Kawah Ijen.
Sandiaga menargetkan paket wisata ini dapat menarik sekitar 10 hingga 15 persen dari 7 juta kunjungan wisatawan ke Bali.
"Target awalnya 20 persen dari 7 juta, tapi karena keterbatasan pesawat (ke Banyuwangi), kita harus kontraksi 10 sampai 15 persen jadi sekitar 700 ribu sampai 1 juta," pungkas Sandiaga.