News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

The Fed Bakal Beri Kejutan, Diprediksi Pangkas Suku Bunga Lagi di November 2024

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank sentral AS Federal Reserve  (The Fed) memberikan sinyal terkait adanya pelonggaran kebijakan moneter lewat pemangkasan suku bunga lanjutan sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan di bulan November 2024.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Bank sentral AS Federal Reserve  (The Fed) memberikan sinyal terkait adanya pelonggaran kebijakan moneter lewat pemangkasan suku bunga lanjutan sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan di bulan November 2024.

Sinyal ini mencuat setelah pemerintah menunjukkan data inflasi AS yang telah melandai, dimana selama  bulan Agustus kemarin indeks inflasi mereda mendekati target bank sentral sebesar 2,2 persen.

Tak hanya itu, laporan pekerjaan pada September 2024 juga memperlihatkan tanda-tanda kinerja yang sehat. 

Dilansir dari Bloomberg, sata payrolls di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini terlihat naik 146.000, membuat pertumbuhan pekerjaan di AS rata-rata tiga bulan mendekati level terlemah sejak pertengahan 2019.

Baca juga: Keputusan The Fed Turunkan Suku Bunga Bikin Investor Makin Yakin

Pergerakan positif ini yang membuat banyak pengusaha Negeri Paman Sam bertaruh suku bunga yang ditetapkan oleh The Fed akan turun 50 bps sampai dengan 75 bps hingga akhir tahun 2024.

"Faktanya, semakin cepat inflasi mereda, semakin besar dorongan bagi mereka untuk bergerak lebih cepat menuju netral,” kata Omair Sharif dari Inflation Insights mengutip Economic Times.

“Para pedagang bertaruh bahwa suku bunga kebijakan - yang sekarang berada di kisaran 4,75 persen sampai 5,00 persen, turun 75 bps pada akhir tahun, dan di dipangkas lagi kisaran 3,00 persen - 3,25 persen pada pertengahan 2025,” imbuhnya.

Meski masih dalam tahap rencana, namun apabila nantinya pemangkasan suku bunga benar-benar direalisasikan, pemangkasan suku bunga diperkirakan akan berpengaruh secara positif terhadap ekonomi dan pasar modal.

Meski masih dalam tahap rencana, namun apabila nantinya pemangkasan suku bunga benar-benar direalisasikan, pemangkasan suku bunga diperkirakan akan berpengaruh secara positif terhadap ekonomi dan pasar modal.

Sebagai informasi sebelum isu pemangkasan suku bunga lanjutan mencuat, pada pertengahan September kemarin The Federal Reserve (The Fed) telah lebih dulu melonggarkan kebijakan fiskal, memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0 persen.

Pemangkasan ini jadi kali pertama sejak Maret 2020 tepatnya empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19. Bahkan pemangkasan 50 bps lebih besar bila dibandingkan ekspektasi pasar yang mematok pelonggaran di kisaran 25 bps.

Gubernur The Fed, Jerome Powell yang memimpin rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga yang signifikan sebanyak 50 bps bukan karena mengejar ketertinggalan.

Namun  sebagai  bentuk komitmen The Fed untuk tetap mengikuti perkembangan ekonomi dunia, sehingga ekonomi AS bisa terus terjaga stabilitasnya di tengah meningkatnya angka pengangguran AS yang sempat terbang ke 4,3 persen pada Juli 2024.

Respon Pasar

Merespon sinyal pemangkasan suku bunga lanjutan, pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street selama sebulan terakhir berada di jalur yang tepat dengan catatan yang positif.

Pada penutupan Jumat lalu, indeks Dow yang terdiri dari 30 saham melesat 0,3 persen pada dan berakhir pada level tertinggi sepanjang masa. 

Sementara indeks S&P 500 naik sekitar 0,6 persen akhir pekan lalu. Diikuti, indeks Nasdaq Composite yang melesat hampir 1 persen sepanjang minggu lalu. 

Mengekor lonjakan pasar saham, harga emas dunia ikut terkerek naik setelah The Federal Reserve memberi sinyal untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps).

Tercatat selama 24 jam terakhir, harga emas spot diperdagangkan pagi ini melesat di level 2.620,93 dolar AS per ounce sebelum menetapkan triple top jangka pendek pada 2.630 dolar AS per ounce.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini