Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa indeks kepuasan pengguna transportasi umum selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada pada kategori yang tinggi.
Indeks ini dibagi ke beberapa skala kategori. Nilai mutur skor 1-1,8 itu sangat rendah, 1,8-2,6 itu rendah, 2,6-3,4 itu moderat, 3,4-4,2 itu tinggi, lalu di atas 4,2 itu sangat tinggi.
Hasil indeks penggunaan transportasi umum kepuasannya berada pada skor 3,962, jadi ada di kategori tinggi antara 3,4-4,2.
Terdapat 11 aspek yang dinilai dalam indeks ini, yaitu kepuasan umum, kesesuaian rute, jumlah armada, ketepatan waktu, pelayanan petugas, pengemudi/kondektur, kenyamanan, keamanan dan keselamatan, keterjangkauan harga, keterandalan, dan fasilitas pendukung.
Baca juga: Survei: 65 Persen Warga RI Anggap Transportasi Umum di Indonesia Sudah Baik atau Sangat Baik
Hal ini disampaikan Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat rilis temuan survei nasional bertajuk Evaluasi Publik Atas Kinerja Sektor Transportasi Umum dan Perhubungan Pemerintahan Jokowi yang dipantau secara daring, Rabu (2/10/2024).
"Indeks tertinggi itu di aspek keterandalan transportasi umum membantu menyelesaikan urusan warga dengan skor di atas 4, sedangkan yang terendah adalah jumlah armada yang masih dirasa perlu ditingkatkan karena skornya di bawah rata-rata," katanya.
Burhanuddin mengatakan, skor total kepuasan penggunaan transportasi umum relatif lebih tinggi di Indonesia bagian barat, disusul Indonesia bagian tengah, baru terakhir di Indonesia bagian timur.
Di tiga jumlah zona tersebut, jumlah armada dan ketepatan waktu menjadi aspek yang kurang memuaskan dibanding aspek kepuasan yang lain.
Ia mengatakan aspek jumlah armada rendah karena berkaitan dengan anggaran.
Maka dari itu, ia menyebut sektor swasta juga perlu didorong untuk dilibatkan dalam membantu meningkatkan jumlah armada transportasi umum.
Sebab, Burhanuddin menilai tidak akan cukup bila hanya bergantung pada anggaran pemerintah.
Lebih lanjut, bila dilihat dari masing-masing moda transportasi umum, mayoritas pengguna bus kota menyatakan sangat puas atau cukup puas.
80,4 persen pengguna bus kota menyatakan sangat puas atau cukup puas dengan bus kota. Penilaian paling tinggi terhadap bus kota diberikan pada aspek harga yang terjangkau (94,5 persen) dan membantu menyelesaikan urusan (93,1 persen).
Aspek yang masih harus ditingkatkan adalah ketepatan waktu (69,9 persen) dan jumlah armada (78 persen).
Lalu, di antara pengguna Bus AKAP, 88,5 persen mengaku sangat puas atau cukup puas dengan layanan Bus AKAP.
Kepuasan paling tinggi terutama karena Bus AKAP membantu warga menyelesaikan urusan mereka (94,2 persen), kemudian nyaman (89,9 persen), dan pelayanan petugas (89 persen). Akan tetapi, aspek ketepatan waktu (75,4 persen) masih harus ditingkatkan.
Berikutnya, 90,9 persen pengguna Kereta Api pada umumnya sangat puas atau cukup puas dengan layanan Kerata Api.
Kepuasan yang tinggi tampak pada berbagai aspek yang dinilai, terutama fasilitas pendukung yang bagus (96,3 persen), membantu menyelesaikan urusan (96,2 persen), dan rute yang sesuai dengan kebutuhan (95,9 persen).
Lalu, 94,7 persen pengguna Kereta Commuter Line menyatakan sangat atau cukup puas dengan Kereta Commuter Line yang mereka gunakan.
Kepuasan terutama untuk aspek keterjangkauan harga (99,4 persen), membantu menyelesaikan urusan (99,3 persen), dan fasilitas pendukung bagus (98,1 persen).
Meski kepuasan sudah tinggi pada semua aspek, namun jumlah armada dan kenyamanan disebut masih bisa ditingkatkan.
Selanjutnya, kepuasan pada Lintas Raya Terpadu (LRT) tergolong tinggi, di mana 97,4 persen pengguna menyatakan sangat atau cukup puas.
Aspek yang paling tinggi kepuasannya adalah membantu menyelesaikan urusan (100 persen) dan fasilitas pendukung bagus (100 persen).
Akan tetapi, LRT disebut perlu meningkatkan pelayanan dalam hal jumlah armada dan aspek keselamatan dan keamanan karena kepuasan belum maksimal.
Terakhir, 94,9 persen pengguna MRT menyatakan sangat atau cukup puas dengan MRT.
Kepuasan yang tinggi terutama pada aspek ketepatan waktu (97,1 persen) dan membantu warga menyelesaikan urusan (96,9 persen).
Sementara aspek jumlah armada (61,7 persen) dan fasilitas pendukung (84,3 persen) disebut masih perlu ditingkatkan karena kepuasan belum maksimal.
Sebagai informasi, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Survei Nasional yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang.
Over sample dilakukan di wilayah Jabodetabek menjadi 400 sampel. Total sampel sebanyak 1450 responden.
Dengan asumsi metode stratified random sampling, ukuran sampel 1450 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh Provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.