Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produk kerajinan asli Indonesia, batik, sudah terkenal hingga ke mancanegara.
Tak heran, keindahan batik yang kerap digunakan sebagai fesyen, juga diminati oleh masyarakat di luar negeri.
Salah satu produsen batik yang telah melakukan ekspor adalah batik dengan merek Assojar Fashion.
Pemilik Assojar Fashion, Lukmanul Hakim mengungkapkan, Malaysia, Singapura, Filipina, Taiwan, bahkan hingga Meksiko.
Baca juga: Shopee Serap Ribuan Tenaga Kerja Lokal dari Solo, Kota Budaya Dianggap Miliki SDM Berkualitas
"Kita pasar ekspornya menjangkau sampai ke Malaysia, Singapura, Thailand, Meksiko, dan banyak yang lainnya. Untuk pasar ekspor Assojar sendiri paling besar 75 persen itu di Malaysia," ucap Lukman pada bincang bertajuk 'Membawa Warisan Budaya Mendunia' di Gama Tower, Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Dirinya bercerita, kegiatan ekspor yang dilakukan setelah ia memanfaatkan platform digital atau e-commerce, dalam hal ini program Ekspor Shopee.
Jumlah produk yang diekspor di awal tahun 2024 juga meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Lukman melanjutkan, pemanfaatan digital telah membuat peningkatan penjualan hingga 250 persen secara keseluruhan.
Beberapa fitur e-commerce yang dimanfaatkan seperti aktif mengikuti kampanye Shopee Pilih Lokal, Tanggal Kembar, dan juga.
Kemudian, memaksimalkan Program Affiliate Marketing Solution untuk bekerja sama dengan para affiliate Shopee dalam mempromosikan produk Assojar Fashion melalui Shopee Live dan Shopee Video.
"Pendapatan melonjak hingga 250 persen di semester I-2024 ini jika dibandingkan dengan semester I tahun sebelumnya, lalu dan mencapai omzet bulanan hingga miliaran rupiah," papar Lukman.
Ia melanjutkan, pertumbuhan Assojar Fashion ini juga membuat dirinya dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi warga lokal Pekalongan, Jawa Tengah.
Sebagai tambahan informasi, Lukman membeberkan Assojar Fashion didirikan tahun 2016 hanya dengan modal Rp500.000 yang berasal dari hasil tabungannya yang sudah mulai bekerja sebagai penjahit sejak ia lulus dari Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Agar mampu bersaing di pasaran, Lukman berupaya mengikuti perkembangan tren dengan bergabung di platform e-commerce dan berinovasi membuat model batik yang dapat dipakai dalam berbagai kesempatan.
Namun demikian, Lukman tetap menjaga kelestarian metode membatik yang otentik dan tradisional dengan menggunakan canting maupun cap untuk membuat pola batik yang ia desain sendiri.
"Saat ini, ada lebih dari 70 perajin batik dan karyawan yang telah bergabung di Assojar Fashion, dan kami harap jumlah tersebut akan terus meningkat agar kami dapat terus mengambil bagian untuk melestarikan warisan budaya bangsa," pungkas Lukman.