Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar Kemenkeu Mengajar 9 di SDN 04 Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Senin (7/10/2024).
Materi yang disampaikan pada Kemenkeu Mengajar ini meliputi pengenalan Kemenkeu, APBN dan keuangan negara, profesi di Kemenkeu, motivasi untuk berkontribusi kepada negeri, cinta tanah air, cinta kebersihan, dan gotong royong.
Direktur Pengelolaan Aset Piutang Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Jadi Haposan Manurung mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan literasi keuangan sejak dini bagi anak-anak SD.
Baca juga: Bantu UMKM Melek Finansial, KB Bank Beri Literasi Keuangan untuk UMKM di Kabupaten Bekasi
"Pemahaman kepada anak-anak kita di sini, bagaimana Kemenkeu melakukan pengelolaan keuangan negara, dan kemudian kira-kira provinsi-provinsi apa saja yang ada di Kemenkeu, dan juga kemudian literasi keuangan ya kepada anak-anak sejak dini, sejak dari sekolah dasar sehingga nanti kemudian anak-anak didik kita juga mengerti dan memahami APBN itu apa sih," kata Jadi.
Jadi menyatakan bahwa Kemenkeu Mengajar ini sudah berjalan ke-9 kalinya diawali pada tahun 2016 lalu. Dimulai di enam kota pada enam pulau dengan 496 relawan, program ini kemudian diperluas ke 51 kota/kabupaten di 28 provinsi pada tahun 2017 dengan melibatkan 1.256 relawan.
Menurut Jadi, literasi keuangan pada usia dini dinilai penting tidak hanya sebagai pengenalan sistem menabung, namun juga menyoal produk belanja negara yang bisa dimanfaatkan melalui buku-buku sekolah.
"Ya, jadi literasi keuangan itu penting karena apa, karena memang dimulai juga dari hal-hal yang kecil ya, dari rumah gitu. Ketika anak-anak mungkin diberi katakan uang jajan atau disuruh menabung sedikit-sedikit dari uang jajan yang diberikan itu," ujar Jadi.
Meski begitu, Jadi mengaku bahwa penyampaian literasi keuangan pada siswa-siswi SD memiliki tantangan tersendiri. Terlebih tugas dari Kemenkeu itu sangat kompleks artinya bukan hanya menyoal penerimaan negara saja, melainkan pembiayaan dan belanja pemerintah pusat maupun daerah.
"Kita lebih draw the attention dari anak-anak didik kita itu, dari hal kecil tadi, bagaimana mereka mengelola katakan uang jajannya, bagaimana mereka tahu bahwa buku-buku mereka juga disupport dari pemerintah melalui APBN," ucap dia.
"Terus kemudian juga gaji-gaji dari guru, tenaga pendidik, bahkan uang sekolah mereka yang memang dibiayai dari APBN dan APBD, jadi memang seperti itu ya kita melihatnya," sambungnya.
Baca juga: Dorong Literasi Keuangan Generasi Muda, Bank Jago Gandeng Komunitas Abang None Jakarta Barat
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SDN 04 Kebon Jeruk Friska Nugraheni menambahkan, pihaknya menyambut baik kegiatan Kemenkeu Mengajar sebagai bentuk pengetahuan baru bagi dunia pendidikan terkait Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Walaupun sehari-hari guru sudah memberikan pembelajaran, tapi tidak fokus, tidak khusus, terkhususkan pada APBN itu sendiri. Selain memang APBN itu sendiri apa, mungkin pemanfaatannya, yang selama ini peserta didik sudah memanfaatkan, tapi belum sadar bahwa itu sebenarnya berasal dari keuangan negara," jelasnya.
Kemudian, Friska menyatakan bahwa kegiatan Kemenkeu Mengajar ini dilakukan pada kelas 4,5 dan kelas 6 SD dan diikuti oleh 300 siswa.